REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Kepolisian Bangladesh belum lama ini tengah menyelidiki kematian pekerja anak berusia 10 tahun di satu pabrik tekstil.
Anak itu diduga tewas karena rektumnya disumbat pipa pompa udara bertekanan tinggi oleh sejumlah rekan kerjanya. Korban, Sagor Borman adalah buruh pabrik tekstil di Narayanganj, pinggir kota Dhaka. Ia dikabarkan meninggal pada Ahad, kata petugas kepolisian, Forkan Sikdar.
"Anak lelaki itu tewas saat rekan kerjanya memasukkan ujung pipa melalui rektumnya. Ayahnya menemukan jasad Borman di samping mesin kompresor, perutnya tampak bengkak saat itu," ujar Sikdar dilansir Reuters Senin (25/7).
Aturan hukum Bangladesh tak mengizinkan anak di bawah 14 tahun bekerja. Akan tetapi, pekerja anak merupakan hal umum di negara itu mengingat seperempat dari 160 juta penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan dua dolar Amerika Serikat per hari.
Bangladesh cukup bergantung pada industri pakaian jadi karena menopang sekitar 80 persen komoditas ekspor dan empat juta lapangan kerja. Bahkan negara itu merupakan penyuplai utama pakaian yang dijual di pasar negara maju.
Kecelakaan kerja serta kondisi buruk di industri garmen dan tekstil merupakan keprihatinan utama para pembeli asing. Pabrik tempat bekerja anak itu memproduksi benang untuk perusahaan garmen, kata polisi.
Agustus lalu, seorang anak lelaki, 12 tahun, bekerja di bengkel motor juga tewas dalam cara yang sama setelah ia hendak berhenti kerja. Pengadilan pada November menghukum mati kedua tersangka atas kematian anak lelaki itu.