REPUBLIKA.CO.ID, PHILADELPHIA -- Hillary Clinton resmi dinominasikan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Pencalonannya mencatat sejarah baru di Amerika Serikat, sebagai perempuan pertama yang memegang tiket dari partai besar.
"Jika ada gadis-gadis kecil di luar sana yang begadang untuk menonton ini, saya hanya mengatakan, saya mungkin menjadi presiden perempuan pertama (AS), tapi salah satu dari kalian adalah yang berikutnya," kata Clinton dalam sebuah pernyataan video.
Dalam pencalonan Clinton, delegasi dari Partai Demokrat telah membuat sejarah dalam tonggak 240 tahun sejarah AS. Perempuan telah memiliki hak untuk memilih di AS pada 1920-an, setelah ratifikasi Amandemen ke 19 Konstitusi AS.
Suami Clinton, Bill Clinton, menggambarkan istrinya sebagai pejuang dinamis untuk perubahan. Hillary menurutnya secara unik memenuhi syarat untuk merebut peluang dan mengurangi risiko yang dihadapi AS.
"Dan dia masih pembawa perubahan terbaik yang pernah saya kenal," kata Bill Clinton.
Hillary Clinton mendapatkan total 2.842 dukungan delegasi, unggul jauh dari saingannya Bernie Sanders yang meraih dukungan 1.865 delegasi. Sebelumnya pada Selasa (26/7), delegasi dari South Dakota telah memberikan Clinton 15 suara yang secara resmi memastikan ia memiliki lebih dari minimal 2.383 delegasi untuk menjadi nominasi.
Dua delegasi mengangkat spanduk merah bertuliskan "History (sejarah)" dalam huruf putih, saat foto wajah Clinton muncul di layar.
Senator Senders juga telah memberikan dukungannya pada Clinton. Meski sejumlah pendukungnya masih menggelar protes di Philadelphia. Di luar gedung pertemuan, protes sempat berubah memanas pada Selasa malam. Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di dekat pusat konvensi.
Dalam kampanyenya Clinton menjanjikan untuk mengatasi ketimpangan pendapatan, memperketat kontrol senjata, dan mengendalikan Wall Street. Clinton bukan kali ini saja mencalonkan diri sebagai presiden. Pada 2008 ia sempat ikut perebutan calon presiden Partai Demokat, namun saat itu kalah dari Barack Obama.