REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Amerika Serikat menemukan dokumen rahasia tentang pasukan ISIS yang menduduki wilayah Suriah dan Irak. Menurut pejabat AS dokumen ini sangat penting untuk memerangi militan dan mencegah serangan di Eropa.

Seperti dikutip New York Times pasukan Kurdi Suriah, milisi Arab yang disokong tentara AS telah menyita lebih dari 10 ribu dokumen dan 4,5 teribite data digital saat bertempur melawan ISIS di Manbij, utara Suriah, berbatasan dengan Turki.

Menurut Brett McGurk, utusan khusus Presiden Obama dalam memerangi ISIS, materi dokumen memberi petunjuk tentang pasukan asing, jaringan, dan dari mana mereka berasal.

Pejabat lain mengatakan, data termasuk identitas milisi, negara asal, jalur menuju Suriah serta jaringan yang merekrut. Data-data tersebut telah disampaikan ke negara sekutu.

"Kami ingin memastikan data-data tersebut disebarluaskan," ujarnya dalam pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan di Washington. "Sehingga kita melacak jaringan mereka, apakah itu di Eropa atau Afrika Utara atau Asia Tenggara."

Baca juga, ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik.

Penyitaan dokemen ini merupakan yang terbesar setelah Delta Force mengggeruduk lokasi petinggi keuangan ISIS di timur Suriah pada Mei 2015. Dalam operasi itu, petugas berhasil menyita telepon seluler dan material berharga lainnya.

Informasi itu menjadi basis penting koalisi melancarkan serangan udara ke petinggi teroris serta membongkar pengaturan keuangan pemberontak.

Ikuti Whatsapp Channel Republika