REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull memberi pukulan serius bagi keinginan mantan pesaingnya Kevin Rudd, Jumat, untuk menjadi Sekretaris Jendral PBB mendatang, dengan menolak mendukung dan menyatakan bahwa Rudd tidak cocok untuk jabatan itu.
Rudd dua kali menjabat sebagai perdana menteri dari Partai Buruh, dalam enam tahun perselisihan internal partai dengan pesaingnya Julia Gillard, sejak 2007 sebelum kalah dalam pemilu menghadapi Tony Abbott pada 2013.
Pengganti Abbott, Turnbull, membantah ada unsur politik dalam keputusan pemerintahannya untuk tidak mendukung Rudd, yang menurutnya, keputusan itu diambil oleh Kabinet setelah mempertimbangkan dengan teliti kemampuan Rudd.
"Apakah pemerintah yakin, apakah kami yakin, apakah saya sebagai perdana menteri yakin bahwa Rudd sangat tepat untuk posisi itu? Penilaian saya adalah bahwa ia tidak tepat," kata Turnbull kepada wartawan di Canberra.
Tidaklah lazim satu pemerintahan tidak mendukung salah satu mantan pemimpinnya untuk menduduki jabatan tertinggi di PBB. Perdana Menteri Selandia Baru John Key bahkan ngotot mengajukan mantan PM Selandia Baru Helen Clark untuk menggantikan posisi Ban Ki-moon.
Meski demikian, Rudd yang menjabat sebagai menteri luar negeri dalam pemerintahan Gillard setelah ia dilengserkan dalam partai, merupakan tokoh penentang di Australia dan tidak jelas hingga menit-menit terakhir apakah Turnbull akan mendukungnya.
Rudd dinilai sebagai tokoh yang sepertinya tidak akan berhasil menduduki posisi itu, kepemimpinan PBB biasanya dirotasi secara geografis dan Eropa Timur satu-satunya kawasan yang belum pernah memegang jabatan itu, dan dukungan dari negara asal bukanlah satu prasyarat.
Keputusan Turnbull untuk tidak mendukung Rudd hampir dipastikan memperkecil peluangnya. Rudd tidak memberikan komentarnya mengenai isu tersebut dan tidak bisa dihubungi oleh Reuters.