REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengukuhkan tidak akan mencalonkan Kevin Rudd menjadi Sekretaris Jenderal PBB.
Berbicara di Sydney, Jumat (29/7), PM Turnbull mengatakan dia telah memutuskan mantan perdana menteri Australia tersebut tidak cocok untuk jabatan Sekjen PBB. Dia mengatakan pemerintah Australia tidak akan mencalonkan siapa pun.
"Ketika pemerintah Australia mencalonkan seseorang bagi sebuah jabatan, terutama jabatan internasional seperti ini, pertanyaannya adalah 'apakah kita percaya orang yang kita calonkan akan cocok untuk jabatan tersebut? Penilaian saya adalah Rudd tidak cocok, dan saya sudah menjelaskan kepadanya, alasannya" katanya.
Turnbull menolak memberikan rincian mengenai mengapa dia berpandangan Rudd tidak cocok dan apakah keputusan dimaksudkan untuk memuaskan beberapa anggota partainya. Dia mengatakan keputusan ini jauh dari masalah yang paling penting yang dihadapi oleh pemerintah.
Sehari sebelumnya, Turnbull mengatakan dia akan membuat keputusan atas masalah ini setelah Kabinet gagal membuat keputusan yang jelas. Politisi dari partai Rudd, Partai Buruh, sudah memberikan reaksi atas berita ini, dengan salah seorang tokoh utama Partai Buruh Anthony Albanese menulis di Twitter "Turnbull. Konyol (Pathetic)".
Terri Butler, yang menggantikan Rudd sebagai anggota parlemen dari daerah pemilihan di Griffith di Queensland, juga menulis di Twitter. "Tampaknya Malcolm Turnbull memiliki otoritas nol di dalam kabinetnya sendiri," menyusul komentar sebelumnya dari Pejabat Sementara Partai Oposisi Tanyan Pilbersek.
Plibersek mengatakan tidak ada dukungan menunjukkan PM Turnbull menjadi tawanan bagi kelompok sayap kanan di dalam tubuh Partai Koalisi. "Tidak diragukan lagi ini demi kepentingan nasional kita untuk adanya seorang warga Australia di jabatan penting ini," katanya.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam pertemuan kabinet menyatakan dukungan terhadap pencalonan Rudd, dengan dukungan lain dari Jaksa Agung George Brandis.
Sebelumnya, Rudd juga mendapat dukungan kuat dari mantan pimpinan Partai Liberal Brendan Nelson, meskipun Senator dari Partai Liberal Cory Bernardi untuk tidak mendukung pencalonan Rudd. Senator Bernardi mengeluakan pernyataan setelah Turnbull membuat keputusan, dan mengatakan 'partisipasi kita di institusi internasional lebih penting dari ambisi pribadi."
Beazley: Australia harus mendukung mantan PM Selandia Baru
Sekarang ini ada 12 calon yang sudah diumumkan untuk posisi Sekjen PBB, termasuk mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark. Clark sudah mendapat dukungan dari pemerintah Selandia Baru, dimana Perdana Menterinya John Key sudah melakukan lobi untuk Clark dan juga menyediakan dana bagi kampanye.
Mantan Menteri Kroasia Urusan Luar Negeri dan Eropa Vasna Pusic, Dirjen UNESCO Irina Bokova, dan Menteri Luar Negeri Argentina, yang pernah menjadi Kepala Staf Sekjen PBB Ban Ki-moon, Susana Malcorra juga masuk dalam bursa pencalonan.
Mantan pemimpin Partai Buruh Australia Kim Beazley yang juga pernah menjadi Dubes Australia di AS, mengatakan kepada Program AM ABC saat ini ada keinginan besar jabatan Sekjen PBB diisi wanita.
Beazley mengatakan Turnbull membuat keputusan tepat. "Saya kira kita harus mendukung seorang wanita bagi jabatan ini. Sudah ada beberapa wanita yang pantas yang dicalonkan. Kita harus mendukung salah seorang diantara mereka, dan nasehat saya kepada pemerintah adalah dukungan pantas diberikan kepada Helen Clark," katanya.