Sabtu 30 Jul 2016 09:04 WIB

KBRI Buat Skenario Perlindungan WNI di Timur Tengah

Gerilyawan Houthi di Yaman.
Foto: AP/Hani Mohammed
Gerilyawan Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Utusan Khusus Presiden RI untuk kawasan Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) Alwi Shihab menyatakan pentingnya rencana antisipasi (contingency plan) perlindungan WNI di Timur Tengah. Antisipasi ini guna berjaga-jaga dari berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi di wilayah yang masih memanas tersebut.

Alwi Sihab ketika berkunjung ke Qatar, juga memberi masukkan kepada wakil-wakil dari 50 organisasi masyarakat Indonesia guna membuat langkah atau rencana antisipasi untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) dan aset Pemerintah RI di Qatar. Hal ini diungkapkan Counsellor KBRI Doha Boy Dharmawan.

Ia mengatakan kunjungan Alwi Shihab ke Qatar selain untuk meningkatkan diplomasi ekonomi kedua negara, juga dimanfaatkan oleh ormas di Qatar untuk memperoleh masukan mengenai situasi dan kondisi politik di Timur Tengah.

Pembuatan rencana antisipasi dilaksanakan sehubungan menghangatnya suhu politik di kawasan serta meningkatnya ancaman serangan terorisme yang dilakukan kelompok radikal di berbagai negara tetangga Qatar seperti Bahrain, Kuwait, Saudi Arabia, Irak dan Turki.

Boy mengatakan KBRI menggunakan dua pendekatan skenario yaitu Skenario Alpha dan B Bravo. Yang pertama jika terjadi konflik negara tetangga Qatar, sedangkan yang kedua, jika terjadi di Qatar. Disampaikan pula kebijakan pembentukan Satuan Tanggap Darurat yang melibatkan seluruh ormas dan wakil-wakil WNI dari berbagai wilayah kota di Qatar.

Sementara itu Duta Besar RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan persiapan yang dilakukan KBRI Doha dalam mengantisipasi keadaan khususnya mengingat besarnya jumlah WNI di Qatar. Dijelaskan pula bagaimana peliknya proses evakuasi WNI seperti ketika terjadi konflik di Yaman dan Libya yang berjumlah ribuan.

"Evakuasi WNI di Yaman merupakan evakuasi terbesar dalam sejarah Indonesia, bagaimana jika itu terjadi di Qatar dengan jumlah 40 ribuan WNI", ujar mantan Irjen TNI membayangkan bakal rumitnya proses mengevakuasi jika dilakukan.

Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa), Edwin Kurniawan yang membawahi 50 ormas di Qatar menyambut baik upaya KBRI Doha dalam mempersiapkan langkah antisipasi menghadapi kondisi darurat.

Edwin memuji kesiapan KBRI mengantisipasi keadaan situasi politik agar WNI menjadi lebih waspada.

Diutarakan sinergi ormas dengan KBRI Doha berdampak positif bagi suasana kebatinan para WNI dalam menyikapi kondisi politik dan keamanan di kawasan akhir-akhir ini.

"Kita merasa agak tenang dengan upaya antisipasi yang dilakukan KBRI jika kondisi memburuk" ujarnya.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement