REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komputer berjaringan yang digunakan Capres Amerika Hillary Clinton dikabarkan dibajak. Komputer tersebut biasa digunakan Hillary untuk berkampanye.
Dikutip dari Kantor Berita Reuters, pada Jumat lalu terjadi dua serangan hacker terhadap komputer itu. Pembajakan komputer ditujukan pada jaringan komite nasional partai Demokrat (DNC). Komite itu bertanggungjawab atas pengumpulan dana bagi kemenangan Hillary.
"Sistem komputer kita yang digunakan untuk kampanye sudah berada dalam tinjauan ahli keamanan siber. Mereka masih belum menemukan bukti bahwa sistem internal kita sudah ditembus," kata Juru Bicara kampanye Hillary, Nick Merrill.
Sebelumnya, ia mengatakan hacker punya akses pada server program analisa selama setidaknya lima hari. Program tersebut merupakan salah satu sistem yang berisi analisa pemilih, tanpa melibatkan nomor kartu kredit. Sehingga ia meminta para calon pemilih Hillary untuk tenang.
Sementara itu, Biro Investigasi Federal (FBI) menjanjikan investigasi atas kabar pembajakan komputer itu. Nantinya, FBI berniat menelisik lebih jauh soal siapa dan motif apa yang menyebabkan terjadinya pembajakan.
"FBI mengambil langkah serius terhadap hal ini, kita menaruh perhatian terhadap siapa pun yang membuat ancaman lewat dunia siber," tulis FBI dalam keterangan resmi.