REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yordania pada Ahad (31/7) mendesak Israel agar menghentikan pelanggarannya terhadap pegawai dan staf Masjid Al-Aqsha. Menteri Negara Wael Arabyat mengatakan Israel mesti menghentikan tindakannya di Masjid Al-Aqsha.
Kantor berita resmi Jordania, Petra menuliskan Wael Arabyat mengutuk campur-tangan Israel dalam pekerjaan para penjaga dan pegawai di masjid tersebut. Wale Arabyat juga mengutuk pelanggaran Israel terhadap orang yang beribadah di Masjid Al-Aqsha.
Menteri itu menyerukan dihentikannya semua tindakan Israel yang meningkatkan ketegangan dan mencegah kaum Yahudi radikal menyerbu halaman tempat suci tersebut.
Masjid Al-Aqsha, yang berada di Kota Tua Jerusalam, adalah tempat suci ketiga buat umat Muslim. Yordania, yang menandatangani kesepakatan perdamaian dengan Israel pada 1994, mengawasi semua tempat suci umat Muslim dan Kristiani di Yerusalem Timur.
Israel menduduki Yerusalem Timur, serta Tepi Barat Sungai Yordan, Jalur Gaza dan Dataran Tinggi Golan dalam Perang Timut Tengah 1967. Israel kemudian mencaplok Jerusalem Timur pada 1981, tindakan yang dipandang tidak sah oleh masyarakat internasional.