REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Suhu terpanas di darat dan laut terjadi pada tahun lalu, disebabkan sebagian besar oleh fenomena El Nino, terjadi hampir sepanjang tahun, demikian keterangan hasil riset dari 450 ilmuwan seluruh dunia, Selasa (2/8).
Fenomena itu melelehkan es di kutub hingga mendorong permukaan air laut mencapai tingkat tertingginya. Laporan Kondisi Iklim, disiarkan Masyarakat Meteorologi Rakyat Amerika (AMS) merupakan tindak lanjut dari hasil temuan dua badan pemerintah Amerika Serikat, menunjukkan rata-rata suhu dunia mencapai tingkat terpanasnya.
Kajian tahunan yang dipimpin Badan Administrasi Oseanografi dan Atmosfer Nasional (NOAA) dapat memantik perdebatan terkait kebijakan pemanasan global, salah satunya hasil kesepakatan internasional yang dibuat di Paris pada Desember.
Rekor suhu terpanas pada 2015 disebabkan kombinasi dampak pemanasan global jangka panjang dan kuatnya intensitas El Nino yang tak pernah terjadi sejak setengah abad ini, tulis laporan tersebut. El Nino biasanya mengakibatkan air laut di Samudera Pasifik menghangat pada akhir Desember, hingga menyebabkan bencana cuaca yang buruk.
Suhu bumi mencapai satu derajat centigrade (33.8 derajat fahrenheit) lebih panas dibanding masa pra-industri untuk pertama kalinya pada tahun lalu. "Laporan tahunan sistem iklim bumi menunjukkan, suhu pada 2015 dibentuk oleh proses perubahan jangka panjang, dan fenomena El Nino," ungkap Direktur Pusat Informasi Lingkungan Nasional NOAA Thomas Karl.
"El Nino tahun lalu merupakan pengingat jelas bagaimana peristiwa jangka pendek dapat berpengaruh besar serta berdampak pada suhu bumi yang berakar pada tren pemanasan global jangka panjang," katanya.
Fenomena El Nino diyakini berdampak lebih besar pada temperatur permukaan dunia pada 2016, hingga membuka peluang terjadinya rekor suhu terpanas lainnya. Tingkat permukaan air laut dunia meningkat sekitar 70 milimeter dibanding rata-rata pada 1993, jelasnya. Dalam dua dasawarsa terakhir, tinggi permukaan laut meningkat rata-rata 3,3 mm (0,15 inch) per tahunnya. Permukaan laut di bagian barat Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dinilai paling tinggi.