Rabu 03 Aug 2016 17:07 WIB

Perpecahan di Republik Makin Dalam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Kampanye Donald Trump
Foto: AP/Andrew Harnik
Kampanye Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jurang perpecahan di partai Republik Amerika Serikat terlihat semakin dalam. Pada Rabu (3/8), kandidat untuk pemilihan umum presiden AS, Donald Trump menolak mendukung dua petinggi partainya, Paul Ryan dan John McCain.

Keduanya juga menghadapi pemilihan di parlemen. Ryan maju untuk posisinya saat ini sebagai ketua parlemen dan McCain sebagai senator dalam kontes primary mereka pada pemilihan umum 8 November.

Pada Washington Post, Trump mengatakan ia tidak bisa mendukung baik Ryan maupun McCain. Kedua petinggi ini memang sejak awal mengkritik Trump.

Terakhir mereka berdua mengkritik permusuhan miliarder tersebut dengan keluarga tentara Kapten Humayun Khan yang tewas saat tugas di Irak pada 2004. Banyak anggota Republik yang mulai menjaga jarak dengan Trump karena mendukung keluarga Khan.

Baca: Balas Serangan, Trump Sebut Kepemimpinan Obama Bencana

McCain juga tidak terlihat ketika Republik menggelar konvensi untuk menobatkan Trump sebagai nominasi. Mitt Romney yang merupakan nominasi Republik pada 2012, mantan Presiden AS George HW Bush dan George W Bush juga tidak hadir dalam konvensi.

Dalam wawancara yang dipublikasikan Rabu itu, Trump mengatakan ia belum sampai pada mendukung Ryan dalam primary Wisconsin pada Selasa mendatang. Trump juga mengatakan ia tidak pernah bersama McCain yang akan menghadapi primary di Arizona bulan ini.

Meski hubungan kedua petinggi ini runyam, pasangan Trump dalam pemilu, Mike Pence tidak demikian. Juru bicara McCain mengatakan ia menggelar pertemuan yang bersahabat dengan Pence.

Perseteruan internal ini diperpanas ketika Presiden Barack Obama turun tangan dengan pendapatnya. Pada Selasa (2/8), Obama menyebut Trump tidak cocok jadi presiden. Ia juga mempertanyakan kenapa ada Republik yang mendukungnya.

Baca: Hollande: Donald Trump Membuatmu Ingin Muntah

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement