Jumat 05 Aug 2016 10:32 WIB

Obama Ragukan Putin Bantu Akhiri Perang Suriah

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Barrack Obama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Da'an Yahya
Barrack Obama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berbicara setelah pertemuan keamanan dan pejabat militer di Pentagon, Obama mengecam kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin di Suriah. Seperti diberitakan Channel News Asia, Obama meragukan Putin bisa dipercaya bekerja sama membantu mengakhiri perang sipil berdarah di negara itu.

Meski pesawat koalisi menargetkan kelompok ISIS di Irak dan Suriah, Rusia secara bersamaan melakukan pengeboman di Suriah untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad. Sementara Rusia kadang-kadang menyerang target ISIS, banyak dari serangan justru mengarah kepada pemberontak anti-Assad.

Beberapa putaran perundingan internasional untuk mengakhiri perang yang meletus 2011 sejauh ini gagal. Perang pecah setelah rezim Assad melepaskan penumpasan brutal terhadap pemberontakan prodemokrasi. Obama mengatakan, AS siap bekerja dengan Rusia untuk mencoba mengurangi kekerasan di Suriah dan meningkatkan perang melawan ISIS dan Alqaidah.

Baca: Obama Sebut ISIS Miliki Taktik Baru

"Tapi Rusia telah gagal mengambil langkah yang diperlukan. Mengingat situasi yang memburuk, sekarang saatnya bagi Rusia menunjukkan keseriusannya mengejar tujuan ini," kata Obama. Ia memperingatkan ketidakyakinannya percaya pada Putin.

Militan menyapu bagian besar Suriah utara dan Irak pada 2014, meninggalkan jejak daging manusia dan kehancuran mengerikan di belakang mereka. Sejak itu, koalisi telah melakukan serangan harian dengan pesawat dan pesawat tanpa awak. Mereka juga bekerja dengan pasukan lokal di darat untuk secara bertahap merebut kembali wilayah yang dikuasai.

Meskipun upaya besar-besaran, para militan masih memegang Mosul, kota kedua terbesar di Irak dan kota Raqqa di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement