Jumat 05 Aug 2016 22:20 WIB

Pemerintah Harus Tegas Tolak Pemberian Uang Tebusan

Empat WNI yang sempat disandera
Empat WNI yang sempat disandera

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Pemerintah harus bersikap tegas dan menolak memberikan uang tebusan kepada kelompok bersenjata di Filipina yang melakukan penyanderaan terhadap sejumlah warga negara Indonesia.

"Pemberian uang tebusan tersebut dikhawatirkan akan dapat berdampak negatif bagi Indonesia kedepan, hal ini harus secepatnya dicegah," kata Dosen Hukum Internasional Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Suhaidi, SH di Medan, Jumat.

Pemberian uang kepada kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan itu, menurut dia, menjadikan anggota separatis tersebut merasa senang dan akan terus melakukan penculikan terhadap warga negara Indonesia (WNI).

"Perbuatan yang dilakukan kelompok bersenjata itu, tidak perlu ditanggapi dan hal ini adalah pemerasan terhadap keluarga WNI yang disandera," ujar Suhaidi.

Ia menyebutkan, pemerintah juga tidak perlu mempedulikan permintaan uang pembebasan sandera WNI karena hal itu adalah penipuan dan permainan yang sengaja dilakukan kelompok separatis. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri diharapkan tidak mudah terpengaruh dengan segala tuntutan yang disampaikan kelompok pemberontak di Filipina.

"Pemerintah dan keluarga WNI yang diculik itu harus lebih hati-hati, jangan mudah terpengaruh dengan permintaan kelompok bersenjata tersebut," ucapnya.

Suhaidi mengatakan, tim khusus dari TNI yang dibentuk pemerintah untuk menyelamatkan WNI diculik itu sangat membantu agar tidak terjadi perbedaan kebijakan yang diambil. Pemerintah Indonesia dan Filipina harus selalu mengadakan koordinasi dalam penyelamatan WNI yang disandera tersebut.

"Namun, Indonesia harus juga meminta Filipina agar maksimal dalam melaksanakan pembebasan WNI," kata mantan Wakil 1 Dekan Fakultas Hukum USU itu.

Baca juga, 7 Sandera WNI Ditahan Dua Kelompok Berbeda di Filipina.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pada Sabtu (9/7) sekitar pukul 20.33 waktu setempat, kapal pukat tunda LLD113/5/F yang berbendera Malaysia disergap oleh kelompok bersenjata di sekitar perairan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu, Malaysia.

Kejadian itu sendiri baru dilaporkan oleh pemilik kapal pada  Ahad (10/7). Di kapal itu ada WNI. Penyanderaan tersebut menambah jumlah WNI yang disekap oleh kelompok bersenjata di daerah Filipina selatan.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement