REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Investor dan miliarder Carl Icahn menolak undangan untuk bergabung dengan dewan penasihat ekonomi calon presiden Partai Republik, Donald Trump. Penasihat umum Icahn mengatakan pada Jumat (5/8), Icahn kini sedang mempertimbangkan pendanaan Super PAC yang fokus pada reformasi regulasi.
Ini akan menjadi Super PAC kedua Icahn. Super PAC secara teknik merupakan komite pengeluaran independen. Komite ini dapat meningkatkan jumlah uang tak terbatas dari perusahaan, serikat pekerja, asosiasi dan indivudu untuk kemudian menghabiskan uang dalam jumlah tak terbatas mendukung atau menentang kandidat politik.
"Icahn menolak kesempatan untuk bergabung dengan Trump dewan penasehat ekonomi karena saat ini, kami masih mempertimbangkan apakah akan mendanai dan mengelola sendiri super PAC difokuskan pada reformasi regulasi," penasihat umum untuk Icahn, Jesse Lynn, melalui telepon kepada Reuters.
Menurut Lynn peraturan Komite Pemilihan Federal akan membatasi aktivitas Icahn jika ia terlibat langsung dalam kampanye. Untuk itu Icahn menolak bergabung dengan dewan penasihat keuangan Trump. Belum ada komentar dari tim kampanye Trump terkait hal ini.
Pada Jumat, Trump mengumumkan tim penasihat ekonominya. Ia mengatakan akan merilis rencana untuk meningkatkan ekonomi Amerika Serikat dalam pidatonya pada Senin (8/8) mendatang.
Trump telah menyebut-nyebut nama Icahn untuk menteri keuangan jika ia terpilih menjadi presiden. Namun investor 80 tahun itu telah berulang kali menolak gagasan menerima tawaran Trump.
Pada September, Icahn merilis sebuah video berjudul "Bahaya di depan". Dalam video itu ia mendukung Trump menjadi presiden dan mengkritik Federal Reserve untuk menciptakan gelembung baru di pasar obligasi korporasi.
Icahn mengatakan orang kaya membayar terlalu sedikit pajak. Ia juga menyerukan diakhirinya celah yang memungkinkan perusahaan ekuitas swasta dan beberapa manajer hedge fund membayar tarif pajak yang rendah dari investasi mereka.
Icahn merupakan veteran Wall Street. Ia memperoleh kekayaan dengan membeli saham perusahaan seperti RJR Nabisco, Texaco, Phillips Petroleum, Lions Gate Entertainment Corp, Netflix Inc, Apple Inc dan eBay Inc, dan mendorong manajemen mereka mengubah strateginya.