Ahad 07 Aug 2016 16:33 WIB

Pembicaraan Damai Yaman Berakhir tanpa Hasil

Rep: Gita Amanda/ Red: Nur Aini
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Pembicaraan yang disponsori PBB untuk membangun perdamaian di Yaman telah berakhir tanpa terobosan. Sementara pertempuran terus terjadi antara pasukan pemerintah dan pemberontak di Sanaa.

Dilansir Aljazirah Ahad (7/8), penangguhan pembicaraan pada Sabtu (6/8) datang setelah Houthi dan kelompok Ali Abdullah Saleh, menolak rencana perdamaian PBB. Mereka juga membentuk badan dengan 10 anggota untuk menjalankan pemerintahan Yaman.

Namun, Utusan PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh membantah pembicaraan telah gagal. Menurutnya negosiasi damai ditangguhkan selama lebih dari 90 hari.

"Kami akan meninggalkan Kuwait hari ini, tapi pembicaraan damai Yaman akan terus berlangsung. Kami mengutuk setiap langkah sepihak," kata Ould Cheikh Ahmed di Kuwait City. Ia mengkritik penciptaan dewan oleh Houthi dan sekutu mereka.

Sementara pemberontak mengatakan rencana, yang telah diterima oleh pemerintah yang diakui secara internasional, tak memenuhi tuntutan utama mereka untuk membentuk pemerintah persatuan.

Pasukan yang setia kepada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi juga terus meluncurkan serangan besar dari Sanaa untuk membebaskan distrik Nehem. Tentara berhasil membebaskan sejumlah pos militer penting yang dikuasai milisi kudeta.

Sumber-sumber lokal mengatakan kepada Aljazirah pada Ahad, serangan udara intensif oleh koalisi Arab menyerang tempat-tempat pertemuan dan kamp Houthi di Mokha, Haradh, Midi, Yaman Timur, dan Nehem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement