Senin 08 Aug 2016 16:27 WIB

Jepang-Korsel Tuduh Cina Terus Tingkatkan Ketegangan Wilayah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
 Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.
Foto: AP
Pulau Minamikojima (depan), Kitakojima (kanan tengah) dan Uotsuri (belakang) yang terletak di Laut Cina Timur, di Jepang disebut pulau Senkaku sedangkan di Cina Diaoyu.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Cina terus diserang oleh negara sekitar dengan tuduhan meningkatkan ketegangan wilayah. Laut Cina Selatan dan Timur menjadi medan perang Cina dengan negara-negara sekitarnya. Semua permasalahan berakar dari klaim Cina atas sejumlah wilayah yang mereka sebut warisan sejarah.

Pada Senin (8/8), Jepang mendesak Cina tidak meningkatkan ketegangan di Laut Cina Timur. Tokyo mengatakan akan merespons dengan tegas kapal pemerintah Cina yang menerobos masuk perairan dekat pulau sengketa di Laut Cina Timur.

Kapal Cina telah masuk wilayah sebanyak 14 kali pada akhir pekan kemarin. Insiden ini memicu ketegangan bilateral. Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan Tokyo akan terus mendesak Cina agar tidak memperkeruh sengketa.

"Sementara kami juga akan menanggapinya dengan tegas dan tetap tenang," kata Suga.

Dalam konferensi pers, Suga mengatakan total 14 kapal angkatan laut pemerintah masuk perairan terdekat yang bisa diawasi untuk bea cukai dan pelanggaran imigrasi Jepang.

Sebanyak 12 kapal masih berada di sana pada Senin. Suga memperingatkan sejumlah lembaga dan Penjaga Pantai akan bertindak untuk menangani situasi ini.

Dalam beberapa hari terakhir, aktivitas Cina di dekat kepulauan Senkaku atau Diaoyu meningkat tajam. Jepang terus melayangkan protes. Pada Ahad, Jepang melayangkan tiga protes.

Sekitar 230 kapal nelayan Cina juga berada di wilayah tersebut pada Sabtu. Pada Senin, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying mengatakan Cina tidak punya masalah sengketa kedaulatan di pulau-pulau dan perairan sekitarnya.

Sehari sebelumnya, Cina menuduh Menteri Pertahanan Jepang yang baru, Tomomi Inada keliru menafsirkan sejarah. Inada menolak membahas apakah pasukan Jepang telah membantai warga sipil di Cina dalam Perang Dunia II.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement