REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi membuat komentar langka terkait operasi keamanannya. Kerajaan membenarkan bekerja sama dengan peneliti Jerman untuk melacak militan di balik serangan bom dan kapak Juli lalu.
Arab Saudi mempertahankan untuk selalu siap bekerja dengan negara-negara asing dalam memerangi terorisme. Tapi Saudi jarang berbicara secara terbuka tentang kasus-kasus tertentu.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Jenderal Mansour al-Turki megatakan, pihaknya dan pakar keamanan Jerman telah bertemu dan bertukar informasi melalui bukti yang menunjukkan salah satu penyerang di Jerman telah berhubungan melalui media sosial dengan anggota ISIS meggunakan nomor telepon Saudi.
Turki mengatakan, tersangka adalah berasal dari negara konflik, tapi menolak mengatakan apakah dia adalah seorang warga Saudi.
"Penyelidikan masih berlangsung antara para ahli di kedua negara untuk mencoba mencari pihak pada kasus ini," katanya menanggapi pertanyaan tentang laporan majalah berita Der Spiegel, Sabtu (6/8).
Spiegel mengatakan, jejak obrolan menunjukkan laki-laki tidak hanya dipengaruhi tetapi melakukan sesuai petunjuk dari orang-orang yang belum teridentifkasi.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Bavaria di mana pengungsi 17 tahun melukai lima orang dengan kapak, sebelum polisi menembak mati. Kelompok ini juga mengklaim pemboman di Ansbach, Jerman selatan yang melukai 15 orang.