Selasa 09 Aug 2016 07:12 WIB

Jaish Al Fateh Umumkan akan Rebut Seluruh Aleppo

Gerilyawan menaiki kendaraan tank di kawasan Aleppo, Suriah.
Foto: Reuters
Gerilyawan menaiki kendaraan tank di kawasan Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok Jaish Al-Fateh telah mengumumkan sasaran berikut mereka ialah merebut seluruh Kota Aleppo, sehari setelah mereka meraih kemenangan melawan pasukan Pemerintah Presiden Bashar al-Bashar.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Ahad (7/8), Jaish Al-Fateh atau Tentara Penakluk menggembar-gemborkan apa yang mereka sebut "kemenangan mereka melawan pasukan pemerintah", ketika mereka menyerbu beberapa instalasi militer pada Sabtu (6/8) di pinggir selatan Aleppo.

Kelompok itu juga menyatakan mereka "telah menerobos pengepungan tiga-pekan" oleh pasukan pemerintah terhadap daerah yang dikuasai gerilyawan di bagian timur Kota Aleppo.

"Sejak militer (Bashar) al-Assad mengepung ratusan ribu warga sipil di Aleppo, rakyat di sana berteriak minta tolong dari mujahidin, dan saudara kalian di Jaish Al-Fateh menjawab permintaan mereka," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut.

Kelompok itu, katanya, telah menghimpun semua dukungan dan petempur dan melancarkan serangan untuk menghilangkan pengepungan atas Aleppo.

"Rezim (Bashar) al-Assad tidak menduga pengepungan terhadap Aleppo akan bisa ditembus hanya dalam enam hari dan kami di Jaish Al-Fateh mengatakan telah menerobos pengepungan terhadap Aleppo," kata pernyataan tersebut.

Ditambahkannya, "Kami mengumumkan awal tahap baru untuk membebaskan Aleppo, dan kami akan meningkatkan jumlah petempur kami sampai tiga kali lipat agar siap menghadapi pertempuran mendatang."

Kelompok itu berusaha menenangkan rakyat di daerah yang dikuasai pemerintah, dengan mengatakan mereka takkan melukai siapa pun yang tidak mendukung Pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Jaish Al-Fateh juga mendesak tentara Suriah agar membelot dari militer Suriah, dan mengatakan, "Pintu tobat terbuka, tapi tidak akan lama."

Jaish Al-Fateh, aliansi beberapa faksi gerilyawan, dibentuk pada Maret 2015 di bawah pengawasan dan koordinasi tokoh agama Arab Saudi Abdullah Al-Muhaysini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement