REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Donald Trump kembali berulah dengan mengatakan Filipina sebagai bagian dari 'Trojan horse' dan 'negara teroris'. Hal ini memicu tanggapan dari anggota dewan Filipina.
Anggota Kongres Filipina Joey Salceda meminta agar Manila menyerukan larangan Trump masuk negara Asia Tenggara tersebut. "Tidak ada dasar pembenaran dengan label Filipina berasal dari negara teroris atau menjadi Trojan horse," katanya seperti dilansir dari Time, Selasa (9/8).
Dalam pidato Trump di Portland, Maine menyiratkan Filipina sebagai Trojan horse. "Kami membiarkan orang-orang datang dari negara-negara teroris," katanya.
"Seorang imigran dari Afghanistan yang kemudian menerima kewarganegaraan AS, seorang penduduk tetap ilegal dari Filipina yang dihukum karena bersekongkol dengan Alqaidah dan Taliban untuk membunuh sebanyak mungkin orang Amerika," jelas Trump.
Baca juga, Kronologi Pertikaian Trump dengan Keluarga Muslim AS.
Ini bukan kali pertama Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial. Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu mengajukan agar umat Islam dilarang memasuki AS. Ia juga mengusulkan membangun dinding pembatas untuk menghentikan pengedar narkoba dan pemerkosa Meksiko yang menarik kecaman dari seluruh dunia.
Di Inggris, sebuah petisi dengan lebih dari setengah juta tanda tangan menyerukan larangan miliarder real estate itu masuk ke negara tersebut.