Rabu 10 Aug 2016 08:55 WIB

Tim Trump Bantah Ada Ajakan Membunuh Hillary Clinton

Rep: Melisa Riska Putri/Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Foto: AP Photo
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Juru bicara kampanye Donald Trump membantah tuduhan calon presiden Amerika Serikat dari partai Republik itu menganjurkan pembunuhan saingannya dari partai Demokrat Hillary Clinton.

Dalam pidato Selasa (9/8), Trump menyarankan kepada pemilik senjata atau mereka yang mendukung hak senjata api bisa menghentikan Clinton memenangkan Gedung Putih dan memilih hakim Mahkamah Agung AS baru.

"Hillary pada dasarnya ingin menghapuskan Amandemen Kedua. Jika dia bisa memilih hakimnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan," kata Trump di kampanye Wilmington, North Carolina, mengacu pada klausul Konstitusi AS yang menjunjung hak-hak warga Amerika membawa senjata dilansir Aljazirah, Selasa (9/8).

Tidak jelas apa yang dimaksud Trump dalam sambutannya, tapi media AS dan pengguna media sosial cepat menyatakan keprihatinan Trump menyerukan bahwa Clinton atau hakim bisa dibunuh.

Kampanye Trump cepat mengeluarkan pernyataan untuk mengklarifikasi dengan mengatakan pernyataan Trump bukan yang sebenarnya, melainkan bermaksud pendukung hak senjata adalah kekuatan suara yang kuat.

"Ini disebut kekuatan unifikasi, orang-orang (yang mendukung) Amandemen Kedua memiliki semangat luar biasa dan sangat terpadu yang memberikan mereka kekuatan politik besar," kata Penasihat Komunikasi Senior Trump, Jason Miller.

"Dan tahun ini, mereka akan memberikan suara dalam jumlah rekor, dan itu bukan untuk Hillary Clinton, itu untuk Donald Trump," lanjut dia.

Bahasa Berbahaya

Namun, Manajer kampanye Clinton, Robby Mook mengecam Trump karena menggunakan bahasa 'berbahaya'. "Seseorang yang ingin menjadi presiden Amerika Serikat seharusnya tidak menyarankan kekerasan dengan cara apa pun," ujarnya.

Calon presiden dari Partai Republik itu telah berulang kali melawan Demokrat untuk menghapus hak senjata api. Clinton menekankan ia ingin memaksakan batasan ketat pada penjualan senjata sehingga senjata tidak jatuh ke tangan orang tak bertanggung jawab seperti penjahat, orang yang secara mental tidak stabil atai orang-orang di daftar teror pemerintah.

Senator Demokrat Chris Murphy dari Connecticut, negara bagian di mana 20 siswa dan enam staf  ditembak mati seorang pria bersenjata di sebuah sekolah dasar pada 2012 mengeluarkan teguran keras pada Trump atas komentarnya.

"Apakah @realDonaldTrump menyarankan pendukungnya menembak Hillary? Menembak saingannya? Siapa yang tahu. Ini semua sangat menjijikan dan memalukan dan menyedihkan," cicit Murphy.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement