REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dan Amerika Serikat sedikit lagi mencapai kesepakatan pembelian perlatan militer senilai 1,15 miliar dolar AS. AS telah menyetujui penjualan peralatan militer ke Arab Saudi termasuk 153 tank, ratusan senapan mesin dan peralatan militer lainnya.
Pengumuman ini bertepatan dengan berita esawat tempur koalisi pimpinan Saudi kembali melakukan serangan di Yaman. Serangan menewaskan 14 orang.
Dilansir The Guardian, juru bicara Departemen Luar Negeri Elizabeth Trudeau mengatakan ia sangat prihatin dengan laporan korban pada Selasa (9/8). Tapi ia tak secara langsung berkomentar, saat ditanya apakah departemen negara khawair senjata AS ke Saudi dapat digunakan menyerang warga sipil.
"Kami secara teratur berbicara dengan mitra dan sekutu kami di seluruh dunia, Anda tahu, korban sipil jelas memprihatinkan bagi kami," katanya.
Menurut Defense Security Cooperation Agency (DSCA) Riyadh telah meminta pembelian hingga 133 tank Amerika M1A1/A2 Abrams yang akan dikonfigurasi dengan kebutuhan Saudi, ditambah 20 lain untuk menggantikan tank rusak di armada mereka.
Selain itu, kesepakatan akan mencakup senjata mesin kalibar 153.50, senjata mesin 266 7.62mm M240, peluncur granat asap, kendaraan lapis baja dan berbagai perangkat berat lainnya.
Menurut DSCA, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui "kemungkinan" penjualan dan telah memberitahu Kongres pada Senin (8/8). Kongres memiliki waktu 30 hari untuk memblokit penjualan meski tak mungkin melakukannya
"Rencana penjualan ini akan memberikan kontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan membantu meningkatkan keamanan mitra regional strategis yang telah dan terus menjadi kontributor utama stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah," kata DSCA dalam sebuah pernyataan.
PBB mengatakan lebih dari 6.400 orang kebanyakan warga sipil tewas di Yaman sejak kampanye koalisi pimpinan Saudi. Pertempuran juga mendorong 2,8 juta orang keluar dari rumah mereka dan menewaskan lebih dari 80 persen dari populasi yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.n Gita Amanda