REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Demonstran Yahudi dan Arab terlibat saling pukul dalam aksi unjuk rasa yang digelar di rumah sakit Israel, Selasa kemarin. Di rumah sakit tersebut terdapat seorang tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan.
Seperti dikutip Al Arabiya, Bilal Kayed menolak makan selama 56 hari sebagai bentuk protes atas penahanannya. Ia ditahan Israel tanpa diadili dan kini telah dipindahkan dari penjara ke Rumah Sakit Barzelai di selatah kota Ashkelon.
Menurut Dokter untuk Hak Asasi Manusia, penglihatan Kayed mulai kabur. Ia juga kesulitan berdiri. Dokter mengingatkannya akan ancaman risiko stroke. Pejabat Palestina mengatakan, ia memiliki masalah pada ginjalnya.
Pada Selasa, demonstran Arab membawa spanduk yang bertuliskan, "Penahanan administratif tak legal." Anggota dewan dari Arab termasuk di antara pengunjukrasa.
Pada waktu yang sama pengunjuk rasa Israel dari kelompok garis keras meneriakkan, "Mati Teroris." Teriakan ini menyinggung demonstran Arab, dan insiden saling pukul pun tak dapat terhindarkan.
Baca juga, Hampir Setengah Warga Yahudi Israel Setuju Usir Penduduk Palestina.
Polisi mengatakan, mereka telah menangkap kedua belah pihak yang terlibat pemukulan. Aparat menahan tujuh warga Yahudi dan tiga warga Arab atas tuduhan mengganggu ketertiban publik.