REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton mengatakan Donald Trump telah memicu kekerasan di negara tersebut, Kamis (11/8). Komentarnya dilontarkan setelah kandidat presiden AS dari Partai Republik itu meminta komunitas hak bersenjata mendukungnya.
Dalam sebuah kampanye di Carolina Utara, Trump sempat mengatakan para pemilik senjata di AS harus membuat langkah Hillary terhenti. Menurutya, istri dari Bill Clinton itu akan menempatkan hakim liberal di Mahkamah Agung dan membuat hak pemilik senjata api terancam.
"Kata-kata yang diucapkan Trump memiliki konsekuensi luar biasa, di mana hal ini hanya akan memicu kekerasan terjadi di AS," ujar Hillary, dilansir BBC, Kamis (11/8).
Menurut mantan menteri luar negeri AS itu, Trump juga memiliki tempramen yang buruk dan tidak sesuai menjadi seorang presiden. Hal ini dilihat dari perkataan-perkataannya selama kampanye.
"Kemarin kita menyaksikan Trump mengecam tentara Muslim AS, lalu dengan santainya mengatakan negara ini harus memiliki senjata nuklir dan kini kekerasan dengan senjata api," ujar Hillary.
Hillary menuturkan setiap orang dapat melihat miliarder tersebut sebagai sosok yang sangat tidak sesuai menjadi pemimpin di Negeri Paman Sam itu. Ia dinilai mengancam keamanan negara dengan berbagai perkataannya yang kontroversial dan mungkin tindakannya jika terpilih dalam pemilihan umum November mendatang.