Sabtu 13 Aug 2016 03:07 WIB

Sampah Beracun Perang Dingin Mengancam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi - Tumpukan sampah padat dan material beracun.
Foto: HANI AMIR/Business Insider
Ilustrasi - Tumpukan sampah padat dan material beracun.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Meski terdengar seperti cerita film Godzilla, namun realitanya para peneliti memperingatkan sampah beracun di sisa kamp era Perang Dingin mengancam ekosistem seiring menghangatnya suhu di Greenland.

Awalnya banyak yang berpikir sampah beracun itu akan terpendam dan membeku selamanya di bawah lapisan es Greenland. Namun perubahan iklim membuat lapisan es di sana meleleh.

''Di masa lalu, militer, industri, bahkan para ilmuwan kurang memerhatikan dampak jangka panjang aktivitas mereka, termasuk dampak sampah berbahaya yang mereka tinggalkan,'' ungkap profesor di Departmen Geografi, University of California, Los Angeles sekaligus penulis The World in 2050: Four Forces Shaping Civilization's Northern Future, Laurence Smith, seperti dikutip Live Science beberapa waktu lalu.

Camp Century adalah pelajaran berharga di tengah perubahan iklim yang terjadi dan diabaikan selama sekian dekade. Meski isu ini di Camp Century masih dalam proses, pangkalan itu sangat dikenal oleh para peneliti perubahan iklim. Sebab faktanya, lapisan es inti di sanalah yang diambil pertama kali pada 1966 untuk meneliti perubahan iklim.

''Penelitian ini membawa informasi segar masalah kronis di Artik,'' kata Smith.

Artik selalu jadi tempat menarik dimana isu perubahan iklim, sensitivitas lingkungan dan geopolitik jadi satu. Meski telah berubah, sikap tersebut tidak sepenuhnya hilang. Studi yang dilakukan Smith memperlihatkan aktivitas masa lalu itu masih membersamai kehidupan manusia era ini.

Berdasarkan studi terbaru, sampah dari kamp Perang Dingin yang disebut Camp Century mencakup area seluas 0,55 kilometer persegi, termasuk di dalamnya sekitar 200 ribu liter bahan bakar diesel, bahan bangunan, dan 240 ribu liter limbah cair.

''Sangat jelas tak ada satu titik pun di sana yang dibersihkan,'' kata penulis utama riset sampah Perang Dingin ini yang juga asisten profesor Department of Earth and Space Science and Engineering, New York University, William Colgan.

Kamp di sana, kata Colgan, juga terindikasi mengandung sedikit sampah nuklir. Meski begitu, levelnya tak semengkhawatirkan sampah beracun lainnya.

Bisa jadi yang paling mengkhawatirkan adalah kandungan poliklorin bifenil (PCB), bahan kimia yang pernah digunakan luas untuk peralatan elektronik. Menurut Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat (EPA), dalam percobaan terbadap hewan, PCB menunjukkan efek membahayakan bagi sistem imun, reproduksi, saraf, dan endokrin. Efek yang sama bisa terjadi pada manusia ditambah peningkatan potensi tumbuhnya kanker.

Colgan dan timnya memperingatkan jika perubahan iklim ini berlanjut, lapisan es yang menyelimuti Camp Century akan meleleh dalam 75 tahun. Sementara lapisan es dasar kamp sendiri butuh waktu lebih lama untuk mencair. Sementara itu, lelehan es di titik kamp bisa mengalir dan bercampur dengan air laut.

Meskipun area di sekitar Camp Century nampak sepi, namun orang-orang yang masih menggantungkan hidup di tengah Greenland bisa terkena dampak serius. ''Ekosistem Greenland yang juga ekosistem Artik, secara umum sangat rentan,'' kata Colgan.

Meksipun populasi manusia di sana relatif kecil, masih manusia di Greenland dan dekat Artik yang berburu mencari makan yang berarti mereka bisa terekspos bahan kimia berbahaya melalui makanan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement