REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Kamboja mengembangkan makanan ringan yang bisa membantu anak penderita malnutrisi. Kamboja menjadi salah satu negara dengan masalah malnutrisi akut karena faktor kemiskinan.
Thorn adalah salah satunya. Bocah sembilan bulan ini menderita malnutrisi secara klinis. Ibunya, Phorn Sileap tidak bisa memberikan perawatan medis khusus untuknya. Ia hanya berpenghasilan dua dolar per hari kerja di ibu kota Phnom Penh sebagai buruh cuci.
Namun di antara lingkungan miskin, ia masih beruntung. Sebuah klinik yang dibangun di area kumuh tempat tinggal Phorn menemukan Thorn dalam kondisi akut. Sehingga ia akan segera dikirim ke rumah sakit untuk perawatan intensif.
Sebuah laporan dalam jurnal Nutrients memperkirakan malnutrisi di Kamboja menghabiskan 266 juta dolar AS per tahunnya. Kontributor Aljazirah, Sohail Rahman di ibukota mengatakan GDP Kamboja tumbuh lebih dari 6,5 persen per tahun, tercepat di wilayah Asia.
Namun beban finansial karena malnutrisi ini masih terlalu tinggi untuk negara berkembang tersebut. Untuk menangani hal ini, pemerintah mencoba pendekatan baru dan murah, yakni melalui makanan ringan wafer.
Wafer yang terbuat dari ikan, beras, kacang-kacangan, dan mikronutrien lain dikembangkan secara spesifik. Makanan ringan ini diproduksi dan dipaketkan untuk diberikan setiap bulannya pada orang tua dengan anak malnutrisi.
Ide ini cukup menjanjikan. Perkembangan terbaru menyebut bocah yang makan makanan ringan itu mengalami peningkatan nutrisi. "Anak-anak di ibukota mencoba makanan ini dan peneliti melihat hasil awal cukup menjanjikan," kata Rahman.
Dokter Frank Wieringa dari French Research Institute for Development mengatakan ada perbedaan antara anak yang makan snack tersebut dan tidak. "Apa yang kami lihat adalah anak-anak itu menyukainya, mereka memakannya, artinya ini sudah sangat membantu," kata Wieringa.
Ia juga menyebut setelah tiga bulan, anak yang rutin makan snack jadi lebih gemuk dan tinggi. Meski demikian, Perwakilan UNICEF di Kamboja, Debora Comini mengatakan upaya penanganan malnutrisi masih tidak secepat seharusnya.
"Progresnya hanya rata-rata," kata Comini. Pemerintah sepakat bahwa mereka masih harus melakukan lebih banyak hal. Direktur Departemen Pengendalian penyakit Kementerian Kesehatan, Ly Sovann mengatakan ia berharap akan ada lebih banyak kerja sama untuk meningkatkan nutrisi pada anak. Wafer adalah langkah kecil yang bica membantu 4.500 anak malnutrisi tahun lalu.