Ahad 21 Aug 2016 16:00 WIB

Karikatur Sedih Bocah Suriah Berdarah Penuhi Media Sosial

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
 Omran Daqneesh yang berumur lima tahun duduk dengan wajah penuh darah, bersama kakaknya dalam ambulans setelah diselamatkan usai serangan udara di Aleppo, Suriah.
Foto: Reuters
Omran Daqneesh yang berumur lima tahun duduk dengan wajah penuh darah, bersama kakaknya dalam ambulans setelah diselamatkan usai serangan udara di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Karikatur Omran, bocah lelaki yang terluka parah akibat perang Suriah, dibagikan ribuan netizen di media sosial. Editan gambar dan karikatur itu bermula dari sebuah video yang diabadikan seorang aktivis di Aleppo Media Center.

Dalam video, Omran duduk dengan tatapan kosong di kursi ambulans setelah diselamatkan oleh petugas. Ia takut-takut menyeka darah di kepalanya akibat serangan bom di distrik yang dikuasai pemberontak Salhin di Aleppo pada Kamis lalu.

Salah satu gambar suntingan memperlihatkan Omran duduk di antara diskusi Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pada gambar lain, balita itu menduduki kursi Suriah di Liga Arab, seolah mengkritik kelambanan dunia internasional menghadapi krisis.

Seniman Sudan Khaled Albaih menggabungkan gambar Omran dan Aylan Kurdi sekaligus. Aylan adalah bocah tiga tahun asal Suriah yang tewas terdampar di pantai Turki pada September lalu setelah keluarganya gagal mencapai Eropa dengan perahu.

Teks tebal pada gambar berbunyi "Pilihan untuk anak-anak Suriah". Tatapan kosong Omran diberi keterangan "Jika tetap tinggal" dan tubuh Aylan dicantumi tulisan "Jika berusaha pergi".

Abu al-Baraa, dokter anak yang bertugas di lokasi yang dikuasai pemberontak menyebutkan, setiap hari ada puluhan kasus serupa Omran dan yang lebih parah. Menurutnya, sekadar kecaman internasional tak akan berguna mengubah apa pun.

"Dunia bisa melihat video sejenis setiap hari di YouTube, anak-anak tewas di tengah serangan, terjebak di bawah reruntuhan. Tapi dunia tidak berfokus pada ini. Ini adalah kata-kata kosong," tutur al-Baraa, dikutip dari Alaraby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement