REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepolisian Inggris menyebut seorang mantan pendeta melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak saat ia kembali ke negara itu seusai lari lima tahun, menjalani hidup di Kosovo dengan nama palsu.
Laurence Soper, 72 tahun, terlihat di ruang pengadilan London Barat pada Senin untuk mendengar tuduhan atas kejahatan, yang diduga dilakukannya sejak 1972 hingga 1986. Ia ditahan di bandar udara Luton pada Ahad (21/8) saat kembali menginjakkan kaki di Inggris.
Pria itu menghadapi sembilan tuduhan kejahatan, yang mengorbankan lima orang, kata kepolisian. Polisi menggambarkan Soper sebagai pendeta, tinggal di kota Peja, Kosovo, lima tahun dengan nama Andrew Charles Kingston.
Media Inggris mengatakan, mantan kepala biara dari Ealing, London Barat, yang menjadi guru sejak 1970 hingga 1980-an, itu bebas karena jaminan pada 2011. Pejabat Kosovo menahan Soper berdasarkan atas perintah penangkapan internasional pada Mei. Namun, dua permintaan ekstradisi ditolak pengadilan negara itu.
Alasan penolakan kedua, kejahatan tersebut dinilai telah terjadi terlalu lama. Polisi Kosovo mengatakan, Soper melewati batas waktu tinggal di negaranya dan akhirnya dipulangkan ke Inggris.