REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- World Health Organization (WHO) telah merilis daftar negara dengan kasus bunuh diri tertinggi di dunia. Data itu mencatat hasil per 100.000 orang dan dalam jangka waktu satu tahun terakhir. Hasilnya, Korea Selatan menjadi negara dengan angka bunuh diri tertinggi, 28,9 kasus per 100.000 orang selama setahun. Sementara, Arab Saudi menempati posisi terakhir dari 10 negara teratas, dengan rata-rata 0,4 kasus per 100.000 orang selama setahun.
Posisi kedua ditempati India dengan 21 kasus, Rusia 19 kasus dan Jepang 18 kasus. Selanjutnya, ada Amerika Serikat dengan 12 kasus, Perancis 12 kasus, Turki delapan kasus, Inggris dan Israel enam kasus.
Menurut WHO, sekitar 800.000 kasus bunuh diri tercatat setiap tahun di seluruh dunia. Bahkan, WHO menyebut bunuh diri sebagai penyebab kedua kematian manusia yang berusia 15-25 tahun.
Sementara, Profesor Kesehatan Mental di King Abdulaziz University, Yazeed Mohammed Al Shehri, mengatakan penyebab utama bunuh diri adalah depresi dan kurang bahagia. Namun, ia menegaskan depersi sebenarnya masih bisa diobati, termasuk oleh orang yang mengalaminya.
"Depresi karena kematian orang yang dicintai atau pergeseran dramatis dalam kehidupan seseorang dapat diobati sendiri, jika masih berada di tahap awal," kata Al Shehri seperti dilansir Arab News, Senin (23/8).
Ia menjelaskan, salah satu kearifan besar Islam adalah ibadah dan penempatan waktu, yang dianggap dapat melawan tahap awal depresi. Selain itu, Islam melarang seorang manusia merugikan diri sendiri, terutama bunuh diri, yang dirasa efektif mencegah orang melakukan bunuh diri.
"Semakin spiritual seseorang, semakin bahagia orang tersebut," ujar Al Shehri.