REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki berjanji menumpas habis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di negara itu, Senin (22/8). Hal ini dengan tegas dinyatakan menyusul serangan bom bunuh diri di sebuah acara pernikahan di wilayah perbatasan, Gaziantep, yang diduga dilakukan ISIS.
Serangan yang terjadi pada Sabtu (20/8) itu menewaskan 54 orang, termasuk di antaranya adalah 22 anak. Presiden Turki Recep tayyip Erdogan mengatakan pelaku bom bunuh diri adalah laki-laki kecil yang masih berusia antara 12 dan 14 tahun. Meski dalam pernyataan terakhir, otoritas Turki mengaku belum bisa memastikan usia pelaku bom bunuh diri.
Perdana Menteri Binali Yidlirim mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah serangan paling mematikan di Turki kali ini terkiat dengan kelompok radikal tertentu. Demikian halnya dengan dugaan bahwa pelakunya masih berusia di bawah umur.
Seorang pejabat keamanan senior negara sebelumnya mengatakan bahwa dari bukti yang ada, jenis bom yang digunakan sama dengan serangan di Suruc, kota perbatasan Suriah dan Turki pada Juli 2015.
Selain itu, jenis bom ini juga sama saat serangan reli aktivis pro-Kurdi berlangsung di Ankara Oktober tahun lalu dan menewaskan lebih dari 100 orang.
Kedua serangan itu diklaim dilakukan oleh ISIS. Kelompok teroris tersebut sebelumnya dikatakan menargetkan adanya pertemuan Kurdi dalam upaya semakin mengobarkan ketegangan etnis di Turki yang telah berlangsung lama.
Baca juga, Serangan ISIS, Ini Bukan Sembarang Pernikahan.
"ISIS harus benar-benar dibersihkan seluruhnya dari Turki. Mereka selama ini banyak berbasis di wilayah perbatasan negara dan kami siap melakukan apa saja untuk mewujudkannya," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/8).