REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Staf kampanye Donald Trump dalam unggahan di akun media ssoal pribadinya menilai Muslim tak pantas menjadi warga AS.
Mereka juga mengejek akses Meksiko dan menyerukan Menteri Luar Negeri John Kerry agar digantung. Tak hanya itu, menurut Associted Press, staf-staf tersebut juga mengungkapkan kesiapanya dalam perang sipil.
Associated Press telah menelisik lebih dari 50 akun staf atau mereka yang sebelumnya telah membantu Trump dalam pemilihan pendahuluan. Mayoritas memang tampil sebagai partisan penuh dedikasi dan antusias, namun ada tujuh orang yang mengungkapkan secara terang-terangan mendukung kekerasan terhadap Muslim.
Tim lapangan Trump di Virginia menyatakan, umat Islam berusaha untuk memberlakukan hukum Syariah di AS. Orang-orang yang benar memahami Islam sudah bersiap-siap untuk melakukan perlawanan.
Baca juga, Trump Minta Tutup Akses Masuk Muslim ke AS.
Melalui Laman Facebook, Mark Kevin Lloyd Lycnhburg dari Virginia, yang telah dibayar 36 ribu dolar AS sebagai direktorlapangan menyebut Islam 'mengkultuskan aksi barbar'. Ia mengunggah pernyataan itu pada 30 Juni lalu.
Pada 16 Juni, empat hari setelah serangan Orlando, ia juga membagikan meme menggambarkan Muslim bersenjata yang berafiliasi ISIS. Meme itu menyebut orang-orang ini harus dipaksa makan daging babi sebelum dapat membeli senjata api.