REPUBLIKA.CO.ID, KARKAMIS -- Sedikitnya sembilan tank tambahan Turki memasuki kawasan utara Suriah pada Kamis (25/8) untuk mengusir ISIS di perbatasan Jarablus sekaligus mencegah petempur Kurdi menguasai wilayah tersebut.
Pejabat tinggi Turki mengatakan pada saat ini terdapat lebih dari 20 tank Turki di Suriah dan negara itu akan terus mengirim tank dan mesin pembangunan tambahan sesuai dengan keperluan.
"Kami memerlukan peralatan pembangunan untuk membuka jalan dan mungkin membutuhkan tambahan pada beberapa hari mendatang. Kami juga mempersenjatai kendaraan angkut militer, yang dapat digunakan di Suriah," kata sumber tersebut.
Pengiriman peralatan tempur dan pembangunan itu adalah bagian dari "Gerakan Perisai Efrat". Dalam gerakan tersebut, gerilyawan Suriah didukung pasukan khusus, tank, dan pesawat tempur dari Turki dalam mengepung Jarablus, salah satu kubu ISIS di perbatasan Suriah-Turki. Gerakan itu adalah tindakan militer besar pertama Turki di negara tetangganya di selatan.
Suara tembakan, yang terdengar dari sebuah bukit di wilayah Turki yang menghadap ke Jarablus, meletus pada Kamis pagi. Setelah itu, segumpalan asap hitam mengepul ke atas kota tersebut.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ISIS telah berhasil diusir dari Jarablus dan kota tersebut kini dikuasai oleh gerilyawan Suriah yang terdiri dari orang-orang Arab dan Turki. Erdogan menegaskan operasi itu ditujukan untuk mengusir ISIS dan milisi Kurdi YPG, yang kini menguasai beberapa wilayah di kawasan Suriah utara yang berbatasan langsung dengan Turki.
Kemenangan YPG di Suriah utara membuat Ankara waswas mengingat wilayah yang YPG kuasai dapat digunakan sebagai basis perkembangan bagi kelompok pemberontak Kurdi di Turki, yang menginginkan kemerdekaan.