REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Sabtu (27/8) menggelar acara nonton bareng film dokumenter karya Noor Huda Ismail, berjudul ‘Jihad Selfie’. Puluhan mahasiswa yang kini belajar di Negeri Ginseng itu diundang oleh pihak kedutaan sebagai bagian dari upaya menangkal pengaruh radikalisme di antara warga negara Indonesia (WNI). Hadir juga sebagai pembicara diskusi, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.
Sinopsis film ‘Jihad Selfie’ sendiri bercerita tentang pengaruh media sosial terhadap penyebaran paham radikalisme. Dengan menampilkan tokoh utama, Teuku Akbar Maulana, seorang pelajar sekolah menengah asal Aceh yang belajar di Turki, film ini coba menggambarkan pola baru rekrutmen anggota ISIS terhadap warga Indonesia. Akbar hampir terpengaruh teman-temannya yang lebih dulu menyeberang ke Suriah sampai akhirnya berubah pikiran karena teringat pesan ibu-bapaknya di kampung halaman.
Noor Huda menerangkan, melalui film ini dirinya coba menggambarkan bagaimana ISIS menggunakan media sosial sebagai alat utama propaganda ideologinya untuk merekrut anggota dari seluruh dunia. Kecepatan berbagi (sharing) informasi tanpa verifikasi menjadi penyebab utama banyaknya WNI, termasuk Akbar mudah terjerat propaganda ISIS. “Karena itu digital literasi menjadi pekerjaan rumah bangsa ini agar para pengguna sosial media tidak gampang terpengaruh,” kata Noor Huda.
Nasaruddin Umar menerangkan, ada pemahaman yang salah terhadap konsep jihad sesungguhnya dalam fenomena radikalisme termasuk ISIS. Seolah-olah Islam saat ini, kata Nasaruddin, menjadi dagangan yang laku dalam dunia kekerasan. “Kita harus kembali ke ajaran luhur Islam, yakni agama yang sangat manusiawi,” kata Nasaruddin.
Ihsan, mahasiswa dari Universitas Terbuka (UT) Korea, menanggapi, apa yang terjadi di Timur Tengah sebagai konflik ideologi yang menjelma dari konflik politik. Golongan yang selama ini tidak menyukai Islam, kemudian memanfaatkan konflik itu dan menargetkan anak muda Islam untuk dibelokkan ideologinya. “Terorisme selalu dikaitkan dengan Islam, padahal ISIS bukan Islam,” kata Ihsan.
Sebelum di KBRI Seoul, film ‘Jihad Selfie’ telah lebih dulu diputar di Masjid Mujahiddin, di Incheon, pada Jumat (26/8). Pada Ahad (28/8) film akan kembali diputar di Masid Al-Fatah, Busan dan Masjid Gimhae untuk ditonton oleh para WNI yang tinggal di Korea Selatan. “Agar masjid (di Korea) tidak sekadar sebagai tempat ibadah tapi juga media pengembangan gagasan,” kata Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir, saat memberikan kata sambutan di Incheon.