REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Hakim Mahkamah Agung Brasil Ricardo Lewandowski mengatakan, keputusan pemakzulan Presiden Brasil non-aktif Dilma Rousseff akan ditentukan hari ini, Rabu (31/8). Sebanyak 66 dari total 81 senator telah terdaftar untuk melakukan diskusi final.
Wakil Presiden Michel Temer yang memegang kendali pemerintahan mengaku sangat yakin sidang pemakzulan Rousseff akan sesuai dengan rencananya demi menyelamakan bangsa.
Ia dijadwalkan menghadiri KTT G20 di Cina dalam pertemuan dengan negara-negara perekonomian kuat. Ia berharap dapat melakukan kesepakatan perdagangan dan investasi.
Sementara, Senator Partai Buruh Angela Portela mengatakan pemakzulan presiden adalah hal yang buruk bagi sistem demokrasi Brasil karena presiden terpilih dicopot dari jabatannya.
"Ini bukan pengadilan yang adil. Ini adalah hukuman mati tanpa pengadilan politik," katanya.
Angka popularitas Rousseff menurun tajam tahun ini. Hal tersebut disebabkan skandal korupsi besar-besaran di perusahaan minyak negara, Petrobras dan adanya resesi akibat banyaknya kebijakan intervensi dari pemerintah.
Jika pemakzulan dikabulkan, Rousseff akan menjadi pemimpin Brasil pertama yang diberhentikan dari jabatannya. Sebelumnya pada 1992, Presiden Fernando Collor de Mello mengundurkan diri sebelum sempat dimakzulkan dalam kasus korupsi.