REPUBLIKA.CO.ID, EVERETT -- Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump menyatakan Demokrat adalah partai perbudakan. Dia juga menyanjung jutaan warga Afro-Amerika yang berhasil dalam karirnya, dalam upayanya merengkuh suara minoritas kulit hitam.
Trump berusaha dengan segala cara menarik pemilih kulit hitam dan Hispanik yang umumnya mendukung Partai Demokrat dan kemungkinan besar akan memilih Hillary Clinton pada Pemilu 8 November.
"Partai Republik adalah partai Abraham Lincoln. Adalah Partai Demokrat yang merupakan partai perbudakan, partai Jim Crow dan partai oposisi," kata Trump dalam kampanye di Everett, Washington, Selasa malam waktu setempat (30/8).
Trump merujuk pada hukum pemisahan rasial yang pernah ada di Amerika Serikat bagian selatan. Dia menyebut Demokrat telah mengecewakan pemilih minoritas akibat kebijakan-kebijakan ekonominya yang tidak memajukan prospek kerja mereka.
Baca: Trump Kemungkinan Kunjungi Meksiko Sebelum Pidato Soal Imigran
Namun segera setelah itu Trump dikritik balik karena perbuatan dia sendiri dan ulah orang-orang terdekatnya.
Pekan lalu Hillary Clinton mengolok-olok upaya Trump merebut hati pemilih kulit hitam dan Hispanik dengan menyebarkan berita tuduhan diskrimnasi kepada Trump pada 1970-an. Kemudian Selasa waktu AS seorang pendukung terkemuka Trump dipaksa meminta maaf karena mengeluarkan cicitan di Twitter yang menunjukkan kartun Hillary dengan wajah kulit hitam.
Trump berusaha mencoba meluruskan pandanganya dengan mengatakan jutaan warga kulit hitam Amerika telah mencapai kesuksesan besar pada dunia seni, olah raga dan bidang-bidang lainnya.
"Namun kita juga harus memperhatikan mereka yang tertinggal di belakang, jutaan yang menderita dalam kondisi-kondisi berbahaya di banyak sekali bagian terdalam kota-kota kita," kata Trump, dikutip Antara News.