Kamis 01 Sep 2016 14:08 WIB

Sengketa Maritim dan Terorisme Diperkirakan Jadi Bahasan KTT G20

Konflik Laut Cina Selatan.
Foto: AP
Konflik Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Isu sengketa maritim di Laut Cina Selatan (LCS) dan Laut Cina Timur (LCT), situasi di Semenanjung Korea serta aksi teror di Eropa diperkirakan menjadi bahasan tidak resmi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 G20 di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina, 4-5 September 2016.

Sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri Cina Li Baodong menegaskan Cina menolak memasukkan beragam isu tersebut dalam pertemuan puncak negara G20 di Hangzhou. "KTT Hangzhou harus fokus pada isu-isu ekonomi. Ini adalah hal sangat penting yang ingin dibahas dalam forum G20," kata Li Baodong.

Meski Cina telah memperingatkan semua pihak tidak memasukkan isu keamanan dalam pelaksanaan KTT ke-11 G20. Cina tidak dapat menolak jika beragam isu tersebut menjadi topik utama dalam setiap pertemuan bilateral Presiden Xi Jinping dengan mitranya para pemimpin negara G20 lainnya.

Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan tiba pada Jumat siang (2/9), menjadi pemimpin negara G20 pertama yang diterima serta mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan selain membahas hubungan serta kerja sama kedua negara, tidak menutup kemungkinan pertemuan bilateral tersebut membahas perkembangan di LCS, khususnya di Natuna.

Hal senada diungkapkan Duta Besar RI untuk Cina dan Mongolia Soegeng Rahardjo yang mengatakan dalam pertemuan bilateral biasa dibahas hubungan dan kerja sama kedua negara, tentang isu yang lebih spesifik akan muncul selama jalannya pertemuan.

Pengamat hubungan luar negeri Universitas Renmin Cina, Shi Yinhong mengatakan sengketa maritim di LCS sangat kompleks, melibatkan banyak kepentingan dan didominasi oleh konflik dan friksi. "Hal tersebut menjadi tantangan berat bagi Beijing untuk menjadikan penyelenggaraan KTT ke-11 G20 berjalan mulus tanpa gesekan," ujarnya.

Cina sudah kerap menentang pembahasan sengketa maritim di forum multilateral. Sebelumnya Cina geram karena forum pertemuan puncak negara-negara industri maju (G7) di Tokyo, Jepang, pada Mei silam membuat deklarasi bersama terkait LCS.

Cina bereaksi terhadap pertemuan puncak di Jepang dengan memanggil duta besar dari tujuh negara anggota G7, termasuk Prancis dan Inggris lantaran kedua negara membuat deklarasi bersama ihwal LCS. Menjelang pertemuan puncak ke-11 negara-negara kelompok 20, Cina mendesak Jepang memainkan peran yang konstruktif. Menurut Cina, Jepang dituding sebagai aktor yang hendak mengintervensi masalah di Laut China Selatan.

Seorang diplomat senior yang enggan disebutkan namanya, mengatakan meski Cina menolak membahas masalah sengketa, dalam forum KTT-11 G20, hal tersebut tidak dapat dihindari saat pertemuan bilateral antara Presiden Xi Jinping dengan mitranya, yakni para pemimpin negara G20 lannya seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Eropa dan lainnya.

Selain sengketa maritim, terorisme menjadi salah satu topik yang akan menjadi bahasan di sela-sela KTT G20 Hangzhou. Beberapa pengamat, mengingatkan sebelum KTT ke-10 di Antalya, Turki, terjadi serangan bom di Prancis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement