REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Wakil Presiden Brasil Michel Temer akan menggantikan Dilma Rousseff dan akan segera dilantik menjadi presiden sampai akhir 2018. Senat Brasil memutuskan mencopot Rousseff dari jabatannya sebagai Presiden Brasil, Rabu (31/8).
Meski sudah mengambil alih pemerintahan sejak 12 Mei lalu, Temer dinilai belum memberikan perubahan drastis bagi Brasil. Hal penting yang perlu ia lakukan adalah menunjuk tim ekonomi yang kuat untuk mengatasi resesi, menarik investasi asing, dan melakukan reformasi di sektor pajak dan tenaga kerja.
Meski memiliki tingkat popularitas yang rendah, Temer telah mencoba membangun hubungan dengan semua partai politik. Kini ia menghadapi tantangan untuk memperkuat perekonomian negara dan meningkatkan hubungan dengan berbagai pihak.
Baca: Senat Makzulkan Rousseff karena Langgar UU APBN
Dilansir dari Xinhua, Temer lahir di Tiete, negara bagian Sao Paulo pada 23 September 1940 dari keluarga imigran Lebanon. Keluarganya kemudian pindah ke Brasil pada 1920.
Menjadi anak bungsu dari delapan bersaudara, Temer dibesarkan oleh seorang penganut Kristen yang taat dan berhasil meraih gelar doktor hukum dari Universitas Kepausan Katolik di San Pablo.
Dia adalah salah satu ahli hukum tata negara terkemuka di Brasil. Ia telah menulis buku hukum berjudul Constitution and Politics dan Elements of Constutional Law yang terjual 200 ribu eksemplar.
Ia memulai karir politiknya sebagai penasehat Ataliba Nogueira, sekretaris pendidikan Sao Paulo. Temer lalu bergabung dengan Gerakan Demokratik Brasil (PMDB) yang bertentangan dengan pemerintah.
Pada 2001, ia terpilih sebagai presiden PMDB dan membawa partai ke dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Lula da Silva dari Partai Buruh. Ia kemudian menjadi wakil Rousseff pada 2011.
Namun dalam pemilihan kedua Rousseff sebagai pemimpin, Temer dan Rousseff menjadi lawan politik. Setelah Rousseff dicopot dari jabatannya sebagai presiden, Temer keluar dari koalisi pemerintah dan bergabung dengan partai oposisi.