Ahad 04 Sep 2016 09:25 WIB

Robot Rusia Diminati Orang Kaya Arab

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Robot PRT (ilustrasi)
Foto: Arab News
Robot PRT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, VLADIVOSTOK -- Robot ciptaan Rusia akan dipasarkan di Arab dan Jepang. Oleg Kivokurtsev pendiri Perm, perusahaan pembuat robot mengatakan robot asisten ini mulai dilirik pasar Arab. Ia juga yakin robotnya juga dapat dengan mudah masuk ke pasar Jepang.

"Bulan Oktober ini, akan ada presentasi tentang robot generasi ketiga yang bernama Promobot V.3. Dengan robot generasi ketiga ini kami berencana masuk ke pasar Arab. Saat kami presentasi di Dubai, salah satu Shekh Arab Saudi tertarik dengan robot kami. Ia hanya bertanya apakah robot ini dapat menunduk kepadanya," kata Kivokurtsev, seperti yang dilansir dari sputniknews.com, Ahad (4/9).

Ia menambahkan syekh tersebut siap membeli robot Promobot V.3 seharga 50 ribu dolar AS. Padahal harga rata-rata Promobots berkisar 7.000 dolar AS sampai 8.000 dolar AS.

"Generasi ketiga robot kami tidak hanya mampu menundukkan kepala. Robot kami akan memiliki tingkat yang lebih tinggi dari pengenalan wajah, pengenalan suara, percakapan antaramuka. Ini akan menjadi robot untuk segmen ke atas, dengan harga 23 ribu dolarAS. Kami sudah memiliki pelanggan yang siap membeli robot ini, kami menjual dua di Rusia, saya pikir kami juga akan dengan mudah masuk ke pasar Jepang," ujar Kivokurtsev.

Kivokurtsev menambahkan akan kembali menandatangani kontrak dengan Cina. Setelah sebelumnya perusahaan Cina Keysi Microelectronics membeli seratus buah robot pada awal tahun ini. Kivokurtsev mengatakan 10 buah robot genarasi terbaru sudah dikirim ke Cina.

Ia mencatat  tiga robot telah dijual ke Amerika Serikat dan satu ke Republik Ceko, satu robot ke Kazakhtan. Negosiasi pengiriman robot ke Polandia dan Ukraina sedang berlangsung.

Promobot adalah robot sosial yang dirancang untuk mengenali suara dan wajah manusia. Robot ini juga dapat melakukan percakapan sederhana. Pada bulan Januari 2016, Kivokurtsev masuk ke daftar 30 pengusaha muda Eropa dibawah 30 tahun versi majalah Forbes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement