Senin 05 Sep 2016 17:45 WIB

Kunjungi Gereja Kulit Hitam, Trump Diprotes Pendeta

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkunjung ke gereja warga kulit hitam di Detroit, akhir pekan lalu. Kunjungan ini adalah kali pertama ia melakukan kampanye di tengah komunitas Afrika-Amerika.

Trump datang di tengah kebaktian gereja Great Faith Ministries. Di dalam gereja tersebut, Trump disambut hangat oleh Pendeta Wayne Jackson. Sebelum Trump berkunjung, Jackson memang telah memantapkan keputusannya untuk mendukung calon presiden yang dicerca oleh sebagian besar warga Afrika-Amerika tersebut.

Di luar gereja, ratusan pengunjuk rasa menolak kedatangan Trump. Para pengunjuk rasa menyangsikan ketulusan Trump terhadap kaum Afrika-Amerika.

"Dia tidak berbicara kepada kita," kata pendeta senior dari El Bethel Church di Detroit, Lawrence Glass. "Dia hanya mencoba untuk mendapatkan suara para pemilih yang bimbang. Tapi kita tahu siapa dia.”

Glass adalah adalah salah satu dari kelompok ulama lintas agama yang berkumpul di luar gereja untuk mengajukan keberatan mereka terhadap Trump. Glass keberatan dengan kebiasaan pidato Trump yang kerap melebih-lebihkan suatu isu sehingga membuat publik ketakutan.

Baca juga, Kronologi Pertikaian Trump dengan Keluarga Muslim AS.

Dalam sambutannya, Trump menceritakan apa yang ia lihat saat dalam perjalanan menuju ke gereja, "Kami melihat semua toko tutup, orang-orang duduk di trotoar. Tidak ada pekerjaan dan tidak ada aktivitas,"ujarnya.

"Kami akan membalikkan keadaannya. Percayalah padaku, Pendeta. Saya ingin bekerja dengan Anda untuk memperbaharui ikatan kepercayaan antarwarga, dan ikatan iman yang membuat bangsa kita kuat."

Janji-janji berani itu mengganggu penduduk Detroit, salah satunya Pendeta James Perkins. Perknis memimpin gereja Greater Christ Baptist dan mendirikan sebuah perumahan yang membangun rumah-rumah bagi warga berpenghasilan rendah di kota tersebut. "Apa rekam jejaknya?" sindir Perkins saat Trump sedang memberi sambutannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement