Rabu 07 Sep 2016 13:57 WIB

PBB Samakan Politikus Pembenci Muslim dengan ISIS

Rep: Wahyusuryana/ Red: Ilham
Geerts Wilders
Foto: AP
Geerts Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Kemunculan politikus fanatik seperti Donald Trump mendapat perhatian khusus dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB menilai, politikus ini tidak ragu berucap dan berperilaku rasis di muka umum.

Petinggi Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Zeid Ra'ad al Hussein berpendapat, muncul politisi populis fanatis menggunakan ketakutan dalam rangka mendapatkan perhatian dan daya tarik seperti nasionalis Belanda Geert Wilders dan calon presiden AS Donald Trump.

Bahkan, ia menilai ketergantungan mereka kepada kebenaran yang belum penuh adalah taktik komunikasi. Ini yang dilakukan kelompok militan ISIS saat menebar propaganda.

"Rumusnya sederhana, membuat orang yang sudah gelisah merasa tidak enak, menekankan itu semua karena kelompok dan menempatkannya menjadi asing dan seperti ancaman," kata Zeid seperti dilansir Muslim Village, Rabu (7/9).

Khusus untuk Wilders, akhir Agustus lalu dia mengeluarkan manifesto larangan imigran Muslim di Belanda, menutup masjid, menutup sekolah Islam, dan melarang Alquran. Namun, Wilders malah menanggapi pendapat Zeid dengan menyebutnya idiot, dan menganggap lembaga Zeid merupakan organisasi yang aneh.

Meski begitu, Zeid meminta masyarakat dunia untuk berani bicara, karena walau menarik sedikit reaksi hari ini, telah menciptakan kehebohan satu dekade lalu. Selain Wilders dan Trump, ia turut menyebut nama Marine Le Pen dari Perancis, Nigel Farage dari Inggris, Viktor Orban dari Hungaria, Norbert Hofer dari Austria, PM Slovakia RObert Ficp dan Presiden Ceko Milos Zeman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement