REPUBLIKA.CO.ID, ILLINOIS -- Calon Presiden Amerika Serikat Hillary Clinton menghubungkan Donald Trump dengan pelaku yang meretas surat elektronik Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) pada Senin (5/9).
Para pejabat intelijen AS mengatakan ada sejumlah bukti kuat yang menunjukkan bahwa intelijen Rusia merupakan dalang di balik menyebarnya 20.000 surel DNC di situs WikiLeaks yang sempat membuat geger AS beberapa bulan lalu.
Seperti dilansir CNN, Clinton mengindikasikan bahwa Trump ada hubungannya dengan peretas asal Rusia tersebut, "Menarik bahwa insiden tersebut terjadi saat Trump menjadi calon presiden," papar Clinton saat konferensi pers di atas pesawat.
Clinton juga mengungkit hubungan calon dari Partai Republik itu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. “Lihat, dia sejak awal sekali sudah bersekutu dengan kebijakan Putin," kata Clinton. "Dia tampaknya memiliki daya tarik aneh bagi para diktator, termasuk Putin."
Clinton juga mengatakan, Putin puas dengan insiden peretasan itu, "Sangat jelas (Putin) cukup puas dengan dirinya sendiri.”
Baca juga, Kronologi Pertikaian Trump dengan Keluarga Muslim AS.
Saat berbicara kepada organisasi veteran American Legion bulan lalu, Clinton mengatakan dia akan memperlakukan serangan siber seperti ancaman lain/ Clinton memulai kampanyenya di pesawat terbang pada Senin (5/9) bersama rekan-rekan jurnalisnya selama 63 hari ke depan.