REPUBLIKA.CO.ID, VIENTIANE -- Kemitraan ASEAN dan Cina harus mampu berkontribusi terhadap perwujudan perdamaian, stabilitas dan keamanan di Laut China Selatan.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan kepala negara ASEAN dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Cina ke-19 di Vientiane, Laos, Selasa (6/9).
"Kemitraan ASEAN dan RRT harus mampu, saya tegaskan, harus mampu berkontribusi terhadap perdamaian, berkontribusi terhadap stabilitas dan berkontribusi terhadap keamanan di Laut China Selatan," kata Jokowi dalam pernyataan Sekretariat Presiden RI.
Menurut Jokowi, kontribusi tersebut dilakukan dengan menghormati Hukum Internasional (termasuk UNCLOS 1982). Presiden menilai semua pihak harus dapat menahan diri dan mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai.
Jokowi juga mendorong agar ‘Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea’ (DOC) harus diimplementasikan secara penuh dan efektif. "COC (Code of Conduct) harus segera diselesaikan karena Kawasan Laut Cina Selatan tidak boleh menjadi ‘power projection’ kekuatan-kekuatan besar," kata Jokowi.
Baca juga, Bahas Laut Cina Selatan, Cina Marah dengan Negara Maju.
Ia juga menyambut baik dan mendorong implementasi ‘Code for Unplanned Encounters at Sea’ (CUES) in the South China Sea dan Komunikasi Hotline antara Pejabat Tinggi terkait Tanggap Darurat Maritim di Laut Cina Selatan.
"Saya yakin konsistensi implementasi CUES dan HOTLINE akan berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas keamanan di Laut Cina Selatan," ujar Presiden.