Jumat 09 Sep 2016 19:00 WIB

Survei: Warga Prancis Paling Ragukan Keamanan Vaksin

Seorang bidan menunjukkan vaksin campak dan vaksin bcg yang asli di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta, Selasa (28/6).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Seorang bidan menunjukkan vaksin campak dan vaksin bcg yang asli di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta, Selasa (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Survei terbaru mendapati Prancis sebagai negara yang masyarakatnya paling meragukan keamanan vaksi imunisasi di seluruh dunia. 

Hasil survei yang disiarkan dalam jurnal EBioMedicine Jumat (9/9) itu berdasarkan kajian yang melibatkan hampir 66 ribu orang di 67 negara. Pertanyaan yang diajukan pada partisipan adalah apakah vaksin dianggap penting, aman, efektif, dan sesuai dengan keyakinan agamanya.

Prancis, yang menjadi tempat kelahiran perintis imunologi Louis Pasteur, keluar sebagai negara paling meragukan keamanan vaksin. Sebanyak 41 persen petanggap survei di negara itu tidak sepakat bahwa vaksin aman. Jumlah itu lebih besar tiga kali daripada rata-rata warga dunia, yang tak sepakat, sebesar 12 persen. Negara Eropa lain yang meragukan vaksin diantaranya, Bosnia & Herzegovina, Rusia, Ukraina, Yunani, Armenia, dan Slovenia.

Kepala penelitian Heide Larson dari Proyek Percaya Vaksin, London School of Hygiene & Tropical Medicine mengatakan, sikap ragu disebabkan kecurigaan atas efek samping dan keraguan sejumlah kelompok dokter.

Ketidakpercayaan terhadap vaksin dinilai terhubung dengan wabah sejumlah penyakit, misalnya campak di Amerika Serikat, Eropa, Asia, negara Pasifik, dan Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Sikap itu juga menandai kemunduran dalam misi komunitas dunia memerangi polio.

"Hal ini cukup penting bagi kesehatan masyarakat dunia, sehingga kami terus mengawasi sikap warga terhadap vaksin. Alhasil, kami dapat cepat mengidentifikasi negara atau kelompok mana yang meragukannya," kata Larson. "Temuan itu memberi kesempatan terbaik untuk mencegah wabah penyakit."

Dari hasil survei tersebut diketahui juga, penduduk Asia Tenggara paling yakin atas keamanan vaksin. Sementara Bangladesh dengan nilai lebih rendah dari satu persen beranggapan metode itu tak aman. Meski demikian, sejumlah negara termasuk Prancis mengakui pentingnya vaksin walau meragukan keamanannya.

"Itu membuktikan bahwa tingkat penerimaan vaksin cukup penting," kata Larson, dengan menambahkan, peneliti dan pejabat kesehatan masyarakat wajib "bertindak lebih baik dalam membangun kepercayaan umum".

Kepercayaan publik terhadap imunisasi merupakan isu kesehatan dunia yang cukup penting. Namun, keraguan di dalamnya menyebabkan banyak warga mengabaikan teknologi penyelamat nyawa tersebut. Menurut Larson, temuan tersebut dapat memberi pandangan baru bagi pembuat kebijakan demi mengatasi persoalan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement