REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Uji coba nuklir Korea Utara pada Jumat (9/9) menuai kecaman dari seluruh dunia termasuk sekutu baiknya, Cina. Pasalnya, tindakan Korea Utara ini melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa.
Menurut Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi, mereka telah memanggil duta besar Korea Utara di Beijing untuk menyampaikan protesnya. Jiechi mengatakan, Cina sangat tidak senang dan tegas menentang Korea Utara untuk menghentikan tindakan yang dapat memperburuk situasi.
Ia meminta Korea Utara untuk kembali ke jalan yang benar dan menggelar dialog serta konsultasi secepat mungkin.
Para analis mengatakan uji coba ini merupakan hal yang sangat memalukan bagi Cina. Cina merupakan anggota tetap Dewan Keamanan serta sekutu ekonomi dan diplomatik tunggal Korea Utara.
Sejak berkuasa setelah kematian ayahnya pada tahun 2011, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un diketahui telah melakukan serangkaian uji coba senjata yang dirancang untuk menunjukkan kekuatan dan memperkuat kekuasaan negaranya.
Langkah ini menuai kecaman dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang memperingatkan konsekuensi serius bagi Korea Utara. Obama mengaku telah menelepon pemimpin Korea Selatan dan Jepang untuk berunding atas krisis ini.
Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan hal ini merupakan upaya Kim untuk menghancurkan diri sendiri, "Dengan melakukan itu, rezim Kim Jong-Un hanya akan mendapatkan lebih banyak sanksi dan isolasi. Provokasi seperti akan lebih mempercepat penghancuran dirinya sendiri," papar Park.
Baca juga, Korut Kembali Lakukan Uji Coba Nuklir, Korsel dan Jepang 'Goyang'.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga menganggap uji coba itu sebagai ancaman yang dapat merusak perdamaian internasional. "Pengembangan nuklir Korea Utara merupakan ancaman serius keamanan bangsa kita, dan itu sangat merusak perdamaian dan stabilitas kawasan dan masyarakat internasional," ujar Abe.
Selain pemimpin-pemimpin Asia, Presiden Prancis François Hollande juga turut mengutuk uji coba nuklir Korea Utara. Ia menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu melawan provokasi dari Pyongyang.
Sebelumnya Korea Utara telah dikenakan sanksi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) karena melakukan uji coba nuklir pada bulan Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada bulan Februari.
Sanksi yang diberikan berdampak pada kesepakatan perdagangan internasional. Seorang juru bicara PBB mengatakan pada Jumat (9/9), PBB akan mengeluarkan komentar resmi pada Sabtu.