Ahad 11 Sep 2016 11:56 WIB

Banjir Korut Rusak Puluhan Ribu Bangunan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
banjir di sepanjang Sungai Tumen, Korea Utara.
Foto: Xinhua/The Guardian
banjir di sepanjang Sungai Tumen, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Banjir telah merusak puluhan ribu bangunan di Korea Utara bagian timur laut. Pada Ahad (11/9) kantor berita KCNA mengatakan banjir menerjang setelah wilayah diguyur hujan terburuk dalam sejarah beberapa dekade belakangan.

Otoritas mendesak seluruh tentara dan warga sipil bersatu untuk melakukan upaya pertolongan. KCNA tidak menyebut apakah ada korban tewas. Mereka juga tidak menyediakan data kerusakan.

Dalam laporan PBB pekan lalu, 60 orang dilaporkan tewas dan 44 ribu orang yang tinggal di sepanjang Sungai Tumen kehilangan rumahnya. Laporan ini mengutip data pemerintah Pyongyang.

Dalam laporan pada Ahad yang mengutip dari komite pusat partai berkuasa, tercatat puluhan ribu rumah dan bangunan publik runtuh karena banjir. Tak hanya itu, jalur kereta, jalan, pabrik, ladang hingga pemasok listrik juga telah hancur.

"Rakyat di provinsi Hamgyong Utara menderita cobaan yang berat," kata laporan tersebut, dikutip The Guardian.

Untuk merespons hal ini, sejumlah dana yang tadinya digunakan untuk kampanye mobilisasi massa dalam meningkatkan ekonomi akan dialihkan pada upaya bantuan korban banjir.

Tujuannya untuk mengarahkan semua upaya untuk membantu korban. Wilayah Korut itu cukup rentan terhadap bencana alam, khususnya banjir. Pada 2012, 169 orang tewas oleh hujan badai saat musim panas.

Sebagian besar wilayah Korut terdiri dari pegunungan dan bukit yang disulap jadi ladang padi. Hal ini membuat air hujan yang turun tidak bisa diserap sepenuhnya di bagian bawah gunung.

Pada 1994 hingga 1998, Korut ditempa serangkaian bencana kekeringan dan banjir hingga menyebabkan kelaparan. Ratusan ribu orang tewas saat itu. Ditambah oleh buruknya penanganan ekonomi negara dan hilangnya dukungan dari Soviet.

Baca: Sejarah Hari Ini: 9/11, Runtuhnya Menara Kembar New York

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement