Senin 12 Sep 2016 00:57 WIB

Trump Dilaporkan Berbohong Terkait Bantuan Serangan 11 September

Rep: Puti Almas/ Red: Israr Itah
Donald Trump
Foto: REUTERS/Mike Segar
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump diduga berbohong dalam menggunakan dana milik pemerintah sebesar 150 ribu dolar AS (Rp 1,9 miliar) setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di New York dan Washington. Ia tidak membantu usaha kecil lokal, tetapi dilaporkan menggunakannya untuk keperluan lain. 

Dalam beberapa kampanyenya, Trump mengatakan telah membantu banyak orang setelah serangan 11 September terjadi. Namun, penyelidikan The New York Post mengungkapkan temuan, uang itu justru digunakan untuk perbaikan dan pembersihan gedung pencakar langit yang ada di dekat lokasi kejadian. 

Para pejabat yang dimintai keterangan dalam penyelidikan itu menjelaskan Trump telah meminta uang untuk kegiatan amal, yaitu membantu usaha kecil. Namun, hal itu tidak pernah diterima.  

Tuduhan juga datang setelah miliarder itu dilaporkan menggunakan yayasan amal miliknya untuk mengambil uang milik orang lain. Ia kemudian menggunakannya untuk kegiatan amal, yang dengan jelas meningkatkan citranya. 

Trump kemudian mengatakan kepada majalah Time bahwa ia menggunakan uang yang memungkinkan orang-orang tinggal di gedung pencakar langit miliknya selama beberapa bulan. Ia juga mengatakan dimungkinkan menyimpan barang-barang di gedung yang berlokasi di 40 Wall Street itu. 

"Saya senang melakukannya dan hingga hari ini banyak orang yang berterima kasih karena telah saya bantu. Nilai dari apa yang saya lakukan lebih besar dari uang yang kita bicarakan," ujar Trump, dilansir The Independent, Ahad (11/9). 

Ia juga menekankan bahwa setelah serangan 11 September, banyak hal yang dikerjakannya untuk memperbaiki keadaan AS. Trump dan organisasinya yang bekerja sama dengan Morgan Stanley dan Bank of China, berada di antara usaha kecil untuk menerima uang. 

Selain itu, Trump juga mengatakan telah melihat banyaknya Muslim bertepuk tangan setelah serangan 11 September, yang menyebabkan gedung WTC hancur. Padahal, ia dilaporkan mengetahui kejadian itu dengan menonton berita di Trump Tower di Fifth Avenue, New York.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement