Senin 12 Sep 2016 13:25 WIB

Hillary Clinton Terkena Radang Paru-Paru

Calon presiden AS Hillary Clinton melambaikan tangan saat keluar dari apartemen putrinya, Ahad (11/9) di New York. Sebelumnya dia meninggakan peringatan 9/11 lebih awal.
Foto: AP Photo/Craig Ruttle
Calon presiden AS Hillary Clinton melambaikan tangan saat keluar dari apartemen putrinya, Ahad (11/9) di New York. Sebelumnya dia meninggakan peringatan 9/11 lebih awal.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton jatuh sakit pada acara peringatan 11 September dengan diagnosa radang paru-paru sehingga membuat sebagian pihak mempertanyakan kesiapannya duduk di kursi tertinggi Gedung Putih.

Nenek berusia 68 tahun itu secara tiba-tiba meninggalkan acara besar yang disiarkan langsung dalam televisi di Kota New York pada Ahad (11/9). Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Clinton nampak kesulitan mempertahankan keseimbangan badan dan hampir terjatuh sebelum ditolong. Tim kampanye Clinton menolak mengomentari otentisitas video tersebut.

Setelah meninggalkan acara, Clinton dibawa ke rumah anaknya Chelsea di Manhattan dan muncul dua jam kemudian dengan mengenakan kaca mata hitam dan mengaku merasa sehat. Calon presiden lain dari Partai Republik Donald Trump dan pendukungnya menanggapi peristiwa itu dengan menyatakan Clinton tidak punya stamina untuk menjadi presiden.

"Tim kampanye Clinton harus jujur sepenuhnya mengenai kondisi kesehatan Clinton," kata Bud Jackson, tim strategi politik Partai Demokrat.

Baca: Kondisi Kesehatan Hillary Clinton Menurun Setelah Ikuti Peringatan 11/9

Jackson menyarankan tim kampanye Clinton membuka lebih banyak informasi, terutama ketika rival kubu Republikan menyebarkan konspirasi mengenai kesehatan Clinton. Dalam beberapa pekan terakhir, tim dari Republikan berteori batuk yang sering menyela pidato Clinton merupakan gejala dari penyakit yang lebih besar.

Pada masa lalu, kandidat-kandidat presiden Amerika Serikat selalu memberikan informasi yang lebih detail dibandingkan Clinton atau Trump (70 tahun).

Sebagai contoh, calon presiden dari Partai Republik 2008, John McCain mengizinkan wartawan untuk memeriksa catatan medis setebal 1.173 halaman miliknya, saat ada dugaan dirinya terkena kanker. "Hal-hal seperti ini cenderung akan terus menjadi perhatian. Isu ini akan beredar menjadi gosip yang mengubah perhatian masyarakat dari berita-berita lain," kata pakar strategi politik dari Partai Republik, Art Hackney.

Clinton tidak punya jadwal kampanye pada Ahad. Namun pada Senin, dia harus terbang ke Kalifornia dan Nevada. Dalam acara peringatan peristiwa 11 September, cuaca berada dalam kondisi normal dengan temperatur sekitar 26,6 Celsius. Clinton saat itu mengenakan pakaian tebal warna hitam dan kaca mata hitam.

Seorang pendukung Clinton yang menghadiri acara yang sama, Joe Crowley, mengatakan udara saat itu sangat-sangat panas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement