Senin 12 Sep 2016 15:08 WIB

Australia Diminta Tunda Pembicaraan Dagang dengan Inggris

Menlu Julie Bishop dan Menteri Perdagangan Steve Ciobo.
Foto: ABC/Twitter/Steven Ciobo
Menlu Julie Bishop dan Menteri Perdagangan Steve Ciobo.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Australia diminta menunda seluruh perbicaraan perdagangan dengan Inggris serta lebih berkonsentrasi dalam mencapai kesepakatan yang layak dengan Uni Eropa.

Tadi malam di Brussels, Menlu Australia Julie Bishop dan Menteri Perdagangan Steve Ciobo ditanyai mengenai rencana Australia terkait kesepakatan dengan Inggris. Pertanyaan diajukan oleh sejumlah politikus Eropa yang masih terpukul oleh keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Anda tak bisa menari bersama dua orang pada saat bersamaan," ujar David Martin dari Partai Buruh Inggris di Parlemen Eropa.

"Kalau Anda mau meraih kesepakatan dagang yang serius dengan Uni Eropa, maka Anda harus fokus pada Uni Eropa dan menjadikan hal itu perundingan satu-satunya. Anda tak boleh melakukan kesepakatan sampingan dan pembicaraan sampingan dengan Inggris," ujarnya.

Inggris dan Australia belum bisa melakukan pembicaraan formal sampai Brexit benar-benar berlaku. Namun dalam sebuah pertemuan pekan ini di London, kedua negara setuju membentuk Trade Working Group. Langkah ini menurut David Martin "strategi berbahaya bagi Australia".

"[Australia] mengirimkan sinyal kuat ke UK. Namun negosiasi perdagangan bebas EU-Australia diajukan oleh Inggris, dan banyak negara lain yang tidak begitu khawatir jika hal itu terwujud atau tidak," katanya.

Anggota Parlemen Eropa lainnya menyatakan pembicaraan Australia dengan UK bisa membuat kesepakatan dengan 28 anggota Uni Eropa melenceng atau tertunda.

Pembicaraan Dagang UE-Australia Lebih Matang Dibanding dengan Inggris

Australia coba mengimbangi kekhawatiran diplomatik yang beragam mengenai Brexit di Eropa. Sepanjang pekan ini, sejumlah menteri secara bersamaan menjajaki opsi baru bagi hubungan lebih dekat dengan Inggris, sembari coba mencari rekan baru yang bisa membantunya di benua itu.

Namun Menteri Ciobo telah bersusah payah menjelaskan bahwa pembicaraan perdagangan dengan EU lebih "matang" dibandingkan dengan UK.

"Saya kira membandingkan kedua hal itu sama dengan membandingkan apel dan jeruk. Kami melakukan pembicaraan yang matang dan maju dengan Uni Eropa dan UK masih tetap bagian dari Uni Eropa setidaknya hingga dua setengah tahun lagi," ujarnya.

Di Brussels, politisi yang spektis terhadap Eropa memuji langkah Australia membicarakan perdagangan pasca-Brexit.

Wakil dari Independence Party Inggris, James Carver mengatakan Australia harus dihargai, atau "berada di baris pertama" atas sikapnya. Dia meminta para menteri untuk mengabaikan kritik dari sejumlah politisi di Brussels.

"Mereka marah karena kalah referendum. Anda harus melihatnya dari perspektif mereka tak mengira akan berada dalam situasi ini dan mereka sangat, sangat tak senang sehingga saya kira Australia tak perlu khawatir," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/politisi-eropa-peringatkan-australia-untuk-tak-dahulukan-inggris/7830378
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement