Selasa 13 Sep 2016 18:29 WIB

AS Desak DK PBB Beri Sanksi Baru Korut

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Utusan Amerika untuk Korut Sung Kim mengatakan, Amerika tetap membuka dialog dengan Korut. "Dialog ini untuk mengakhiri ambisi Korut mengembangkan senjata nuklir terus-menerus," katanya, Selasa (13/9).

"Tujuan kami adalah mendorong Dewan Keamanan PBB segera membuat resolusi baru bagi Korut. Termasuk memberikan sanksi bagi Korut secepatnya," katanya.

Amerika akan bekerja sama dengan Cina sebagai sekutu terdekat Korut. Kerj asama dengan Cina dilakukan untuk menutup celah adanya dukungan Cina ke Korut jika resolusi PBB diberlakukan kepada Korut.

"Kami yakin Cina sangat memahami jika Dewan Keamanan PBB harus memberikan sanksi baru kepada Korut atas aksinya melakukan uji coba nuklir beberapa waktu lalu," kata Kim.

Namun saat ini jelas terlihat Cina dan Rusia sebagai sekutu Korut enggan mendukung pemberian sanksi baru kepada Korut. Baik Cina maupun Rusia menilai uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korut tak mengganggu perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea. Makanya mereka menilai sanksi baru untuk Korut tak diperlukan.

Cina dan Rusia berupaya mencegah semakin memanasnya situasi di Semenanjung Korea. Masalah nuklir di Korut harus diselesaikan dengan dialog dan konsultasi bukan dengan pemberian sanksi baru.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement