REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Penggunaan antibiotik Rumah Sakit Umum Shanghai telah turun hingga seperlimanya. Hal itu terjadi sejak pihak rumah sakit memperkenalkan sistem pengawasan para tenaga farmasi terhadap pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Mereka mempelajari pola penggunaan obat pada pasien.
Selain itu, tenaga farmasi juga membuat layanan konsultasi untuk memberi masukan kepada keluarga pasien tentang obat yang digunakan pasien selama perawatan dan penggunaan obat secara umum.
''Tenaga farmasi kini tidak hanya duduk di toko obat untuk memberi obat yang tertulis dalam resep dokter. Tenaga farmasi kini adalah para ahli yang berpartisipasi dalam keseluruhan perawatan pasien dan memberi masukan kepada dokter,'' kata perwakilan RS Umum Shanghai, Li Qun seperti dikutip Shanghai Daily, Rabu (14/9).
Ke depan, tim tenaga farmasi RS Umum Shanghai yang berjumlah 41 orang akan membuat rekam data obat-obatan pasien rawat inap. Tenaga farmasi akan memberi persetujuan akhir atas resep dokter bagi pasien. Jika pendapat tenaga farmasi berbeda dengan resep dokter, maka perawat tidak akan memberikan resep itu.
Sementara bagi pasien rawat jalan, tenaga medis akan bekerja sama dengan dokter pediatri, onkologi, dan obstetrik akan memandu penggunaan obat oleh pasien.
Layanan tambahan farmasi lain dari RS Umum Shanghai adalah layanan sistem panduan tiga dimensi sehingg pasien tahu dimana lokasi tujuan yang dicari dan layanan yang disediakan di tiap tempat di rumah sakit.