Rabu 14 Sep 2016 12:15 WIB

Data Partai Demokrat Dibocorkan di Wikileaks

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Calon presiden AS Hillary Clinton melambaikan tangan saat keluar dari apartemen putrinya, Ahad (11/9) di New York. Sebelumnya dia meninggakan peringatan 9/11 lebih awal.
Foto: AP Photo/Craig Ruttle
Calon presiden AS Hillary Clinton melambaikan tangan saat keluar dari apartemen putrinya, Ahad (11/9) di New York. Sebelumnya dia meninggakan peringatan 9/11 lebih awal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) di Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengalami peretasan, Selasa (13/9). Mereka menduga peretasan data ini dilakukan oleh Rusia dalam upaya mempengaruhi pemilihan umum di negara itu November mendatang.

Dalam sebuah tautan yang ada di akun Twitter Wikileaks, terdapat dokumen yang diduga bocoran data-data Partai Demokrat. Pembobolan data tersebut juga dikaitkan dengan seorang peretas yang dikenal sebagai Guccifer.

"Ada satu orang yang akan mendapat keuntungan atas adanya tindak pidana ini, ia adalah calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump," ujar ketua sementara DNC, Donna Brazile dalam sebuah pernyataan, Selasa (13/9).

Menurut Brazile, Trump secara terbuka telah mendorong Rusia membantu kampanyenya. Bahkan, pada Juli lalu, ia meminta negara yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin itu untuk melihat email rivalnya, calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Kebocoran data Partai Demokrat sebelumnya terjadi pada Juli, saat Wikileaks merilis data mengenai keuangan DNC. Data itu juga menunjukkan bagaimana pejabat partai memberi dukungan terhadap Clinton melebihi Bernie Sanders selama kontes pencalonan.

"Kami kini telah mengantisipasi agar tidak ada dokumen yang diretas oleh Rusia dirilis kembali," ujar Brazile.

Baca: Sejarah Hari Ini: Usai Menang, Napoleon Bonaparte Masuki Moskow

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement