REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan membahas masalah pengembangan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara (Korut) selama kunjungannya ke Havana, Kuba pekan depan. Ada kemungkinan ia akan meminta bantuan dari negara tersebut untuk menyelesaikan persoalan yang merupakan ancaman besar itu.
Abe akan menjadi pemimpin Jepang pertama yang mengunjungi negara pemerintahan komunis tersebut. Kuba juga merupakan salah satu dari beberapa sekutu diplomatik Korut, serta pernah terisolasi secara internasional dan mendapat embargo perdagangan dari Amerika Serikat (AS).
Kunjungan Jepang kali ini mengikuti normalisasi hubungan antara Kuba dan AS yang terjadi tahun lalu. Presiden AS Barack Obama juga telah datang ke negara itu pada awal tahun ini.
Jepang, Korea Selatan, dan AS telah memperkuat aliansi sejak Korut melakukan serangkaian uji coba nuklir. Satu yang terbaru dan diklaim sebagai yang terbesar terjadi pada pekan lalu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran negara-negara tetangga Korut di kawasan Asia Timur.
"Kami ingin bekerja sama dengan Kuba untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan Korut, mulai dari penculikan warga Jepang, hingga uji coba senjata nuklir yang negara itu lakukan," ujar kepala sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers, Rabu (14/9).
Kunjungan Abe ke Kuba juga disebut untuk membicarakan hubungan bisnis antara dua negara. Seiring dengan normalisasi hubungan diplomatik AS dan Kuba, delegasi bisnis dari Negeri paman Sam itu juga telah datang dan melanjutkan kerjasama.
"Kami bertujuan untuk mendukung ekspansi perusahaan Jepang di sana, dengan mendorong Kuba yang telah menarik perhatian dunia sejak memulai hubungan kembali dengan AS," jelas Suga.
Baca juga, Korut Kembali Lakukan Uji Coba Nuklir, Korsel dan Jepang Goyang.